Suasana petani Koperasi Tani Pangan Lestari (KTPL) di Klaten, saat panen raya.
KLATEN
(JURNALKREASINDO.COM) - Koperasi Tani Pangan Lestari (KTPL) di Klaten
sebagai koperasi petani didukung oleh Rikolto Indonesia, sebuah organisasi
nirlaba yang berpusat di Belgia melakukan serangkaian demplot dan Sekolah
Lapang Petani untuk mengembangkan budidaya padi, dengan standar SRP
(Sustainable Rice Platform).
Dimana standar ini adalah sebuah standar beras berkelanjutan
yang diakui secara global untuk memproduksi beras secara berkelanjutan. Panen
Raya beras berkelanjutan akan dilakukan oleh Dirjen Serealia (Tanaman Pangan)
Kementerian Pertanian pada tangggal 15 Agustus 2024 di Area Persawahan Desa
Pakisan, kecamatan Cawas (utara TK ABA
Pakisan).
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak dari kabuparten
Klaten, Muspika dan petani desa Pakisan.Praktek demplot dan Sekolah Lapang
Petani dimulai tahun 2019 berawal dari desa Kebon Cawas, dan sekarang telah
berkembang di desa Mlese, Barepan, Talang, Cawas, Pakisan, Kebon dan Gombang.
Pada tahap awal proses demplot hanya melibatkan 1-2 petak
sawah, dan sekarang KTPL berhasil mengembangkan demplot SRP seluas 30 hektar.
Perjalanan Panjang mengajak petani untuk menerapkan budidaya SRP berjalan mulus
dengann pendekatan kepada kelompok tani, Gapoktan dan apparat desa setempat
yang didukung oleh Petugas Penyuluh Pertanian di setiap desa.
Jajar Legowo 2:1
Pendekatan demplot dan sekolah lapang dengan menerapkan
model tanam Jajar Legowo 2:1 dengan sisipan, misalnya petani menanam dengan
model biasa, tinggal memindahkan satu baris sebagai sisipan di baris
sebelahnya, sehingga dengan model otomatis terjadi peningkatan bibit padi
sekitar 15%, artinya petani akan panen 15% lebih banyak dibandingkan tanam
biasa.
Pemberian pupuk juga lebih hemat, karena hanya memberikan
pupuk di baris tanaman, tidak disebar. Jajar Legowo 2;1 sisipan mengurangi
jumlah pemakaian pupuk dengan hasil
lebih maksimal. Dari demplot sudah terbukti dengan meningkatkan kesuburan
tanah, pemakaian pupuk kompos dan mengurangi pupuk kimia, petani meningkat
hasil panen sekitar 20-25% dari biasanya.
Misalnya saat ini panen padi petani di Klaten 7 ton per
hektar, dengan model ini panen menjadi 8.5-9.5 ton per hektar, tergantung Tingkat
kesuburan tanah saat ini. Kerjasama dengan PPL di kecamatan Cawas dan Bayat
sangat erat, mereka selalu mengikuti kegiatan Sekolah Lapang dan memberikan
masukan terhadap pelaksanaan demplot dan sekolah lapang.
Lebih Berkelanjutan
Dinas Pertanian Kabupaten Klaten sangat mendukung kegiatan
demplot dan sekolah lapang, karena sudah terbukti bisa mengajak petani untuk
menghasilkan padi yang lebih berkelanjutan, bisa meningkatkan produksi pangan,
sehingga akan membantu ketahanan pangan walaupun di kabupaten Klaten sudah
surplus produksi berasnya.
Budidaya Padi Berkelanjutan model jajar Legowo 2:1 Sisipan.
Panen Raya beras berkelanjutan dilakukan oleh Dirjen Serealia (Tanaman Pangan)
Kementerian Pertanian pada tangggal 15 Agustus 2024 di Area Persawahan desa Pakisan,
Kecamatan Cawas (utara TK ABA Pakisan). Dihadiri oleh berbagai pihak dari
Kabuparten Klaten, Muspika dan petani desa Pakisan.
Praktek demplot dan Sekolah Lapang Petani dimulai tahun 2019
berawal dari desa Kebon Cawas dan sekarang telah berkembang di desa Mlese,
Barepan, Talang, Cawas, Pakisan, Kebon dan Gombang. Pada tahap awal proses
demplot hanya melibatkan 1-2 petak sawah dan sekarang KTPL berhasil
mengembangkan demplot SRP seluas 30 hektar.
Berjalan Mulus
Perjalanan Panjang mengajak petani untuk menerapkan budidaya
SRP berjalan mulus dengann pendekatan kepada kelompok tani, Gapoktan dan
apparat desa setempat yang didukung oleh Petugas Penyuluh Pertanian di setiap
desa. Pendekatan demplot dan sekolah lapang dengan menerapkan model tanam Jajar
Legowo 2:1 dengan sisipan.
misalnya petani
menanam dengan model biasa, tinggal memindahkan satu baris sebagai sisipan di
baris sebelahnya, sehingga dengan model otomatis terjadi peningkatan bibit padi
sekitar 15%, artinya petani akan panen 15% lebih banyak dibandingkan tanam
biasa. Pemberian pupuk juga lebih hemat karena hanya memberikan pupuk di baris
tanaman, tidak disebar.
Jajar Legowo 2;1 sisipan mengurangi jumlah pemakaian pupuk
dengan hasil lebih maksimal. Dari demplot sudah terbukti dengan meningkatkan kesuburan
tanah, pemakaian pupuk kompos dan mengurangi pupuk kimia, petani meningkat
hasil panen sekitar 20-25% dari biasanya. Misalnya, saat ini panen padi petani
di Klaten 7 ton per hektar.
Tingkat Kesuburan
Dengan model ini panen menjadi 8.5-9.5 ton per hektar,
tergantung Tingkat kesuburan tanah saat ini. Kerjasama dengan PPL di kecamatan
Cawas dan Bayat sangat erat, mereka selalu mengikuti kegiatan Sekolah Lapang
dan memberikan masukan terhadap pelaksanaan demplot dan sekolah lapang. Dinas
Pertanian Kabupaten Klaten sangat mendukung kegiatan demplot dansekolah lapang.
Karena sudah terbukti
bisa mengajak petani untuk menghasilkan padi yang lebih berkelanjutan yang bisa
meningkatkan produksi pangan, sehingga akan membantu ketahanan pangan walaupun
di kabupaten Klaten sudah surplus produksi berasnya, Pemakaian pupuk yang lebih
hemat juga sesuai anjuran pemerintah karena subsidi pupuk yang dikurangi. (Her)