Salah satu produksi rotan di Gatak,
Sukoharjo menggunakan bahan baku kualitas tinggi dan proses produksi yang
teliti, rapi dan memastikan produk ergonomis, tapi kurang strategi promosi.
SUKOHARJO, JurnalKreasindo.com
- Tiga dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia (ISI )
Solo menggelar kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat, di salah satu pengrajin
rotan di daerah Gatak, Sukoharjo dengan mengambil tema ‘Peningkatan Minat Beli Produk Rotan Andi Rattan Furniture Melalui Media
Fotografi’.
Program ini dilaksanakan dari bulan Juni hingga Oktober 2024
dengan rangkaian kegiatan riset kebutuhan Andi Rattan, formulasi strategi yang
paling tepat sebagai solusi, atas permasalahan tersebut, serta pelaksanaannya.
Kegiatan pelaksanaan ini terdiri dari pengambilan foto produk, pembuatan
katalog digital produk, aktivasi sosial media dan e-commerce.
Dilajutkan pemasangan iklan untuk meningkatkan awareness
terhadap Andi Rattan Furniture. Kegiatan tersebut dilakukan Priaji Iman
Prakoso, M.Sn. (dosen dari Prodi Tata Kelola Seni), Pratita Rara Raina, S.H.,
M.B.A. (Destinasi Pariwisata) dan M. Harun Rosyid Ridlo, M.Sn. (Desain
Komunikasi Visual) yang bertujuan untuk memperkenalkan produk Andi Rattan ke
pasar lokal.
Pratita Rara Raina, S.H, M.BA, dosen
destinasi pariwisata ISI Solo, ketika memberikan pengarahannya kepada salah
satu pengusaha rotan di Sukoharjo.
Bahkan menguatkan eksistensi Andi Rattan Furniture pada pasar internasional. Formulasi strategi yang paling sesuai adalah dengan memaksimalkan media digital dan media sosial sebagai sarana promosi. Andi Rattan Furniture memiliki kekuatan dalam menggunakan bahan baku kualitas tinggi dan proses produksi yang teliti, rapi dan memastikan produk ergonomis.
Namun kekurangannya pada strategi promosinya, oleh karena
itu dengan adanya katalog digital akan mempermudah calon pelanggan untuk
melihat produk apa saja yang ditawarkan dengan berbagai variasi dan pilihan.
Kemudian katalog digital ini akan diunggah ke sosial media Andi Rattan dan
melakukan iklan atas akun tersebut.
Hal ini guna meningkatkan awareness dan engagement. Selain
media sosial, akun e-commerce juga akan diaktifkan kembali untuk media
penjualan online. Rangkaian kegiatan tersebut diakhiri dengan mentoring
penggunaan akun media sosial dan e-commerce agar tetap berjalan dan memberikan
dampak yang berkelanjutan meski program ini berakhir. (Her)