Prof Dr M Baiquni, MA, saat memberikan
kuliah umum di Uniba Surakarta dengan tema mencerdaskan kehidupan.
SOLO,
JurnalKreasindo.com – Ketika memberikan Kuliah Umum Kepemimpinan Akademik
Dalam Rangka Transformasi Perguruan Tinggi di Universitas Batik (UNIBA)
Surakarta dengan tema Mencerdaskan Kehidupan, Prof Dr Muhammad Baiquni, MA
menjelaskan, kaum muda terutama generasi intelektual, seperti mahasiswa harus
memiliki dan didasari dengan akhlak yang baik.
Hal ini sebagai dasar bagi generasi kedepan yang memiliki kecerdasan
dalam kehidupan, sehingga mampu memaknai spiritualitas dari Sumpah Pemuda, yakni Satu Nusa, satu bangsa dan satu bahasa. kecerdasan
dalam kehidupan. “Masjid Tegalsari yang berada dikawasan, Laweyan itu ternyata
memiliki sejarah yang berkaitan erat dengan semangat sumpah pemuda” ujarnya
Pernyataan ini terungkap ketika Baiquni, secara khusus
memberikan kuliah umum, pada Kamis (7/11/2024) pagi itu. Masjid Tegalsari
dibangun tahun 1927 - 1928. Tiang utama masjid Tegalsari dipasang hari Minggu/
Ahad 13 Jumadil Awal 1849 atau tahun 1347 H bertepatan Hari Sumpah Pemuda 28
Oktober 1928, ini merupakan masjid swasta yang pertama di Kota Solo yang
dibangun oleh umat Islam.
Ipmawan Muhammad Iqbal, S.Ag., M.Ag
(depan tengah) berada diantara ratusan mahasiswanya.
Baiquni, doktor geografi lulusan Utrecht University The Netherlands itu memaparkan, disebut ‘swasta’ karena sepenuhnya dibangun atas biaya pribadi seorang hartawan yang dermawan lagi saleh bernama K.H. Ahmad Shofawi. Ia adalah seorang saudagar batik di kota Solo. “Surakarta juga dikenal sebagai pusat pergerakan Pendidikan Indonesia Modern” jelasnya
Mambaul Ulum
Ditandai dengan Madrasah Mambaul Ulum didirikan Raja Kraton
Kasunanan Surakarta Paku Buwono X sebagai lembaga pendidikan Islam, 23 Juli
1905. Mambaul Ulum sebagai lembaga pendidikan yang menghasilkan calon tenaga
penghulu landraad dan Raad Agama serta pengelola masjid atau langgar di wilayah
Kasunanan.
Waktu itu KRTP Tapsiranom V didapuk menjadi pengelola
madrasah dibantu pengasuh Pesantren Jamsaren, Kiai Muhammad Idris. Dengan diasuh
oleh guru-guru yang mumpuni seperti Kiai Muhammad Fadhil, Kiai Bagus Arfah,
Kiai Dimyati, Kiai Djauhar, Kiai Kholil, Kiai Mawardi, Kiai Suryani, Kiai
Mangunwiyoto mengajar dan membagi ilmunya di Mambaul Ulum Surakarta.
Solo diawal abad XX telah bergerak untuk merintis
kemerdekaan, dimana Syarikat Dagang Islam, yaitu perkumpulan para saudagar
untuk memperjuangkan ekonomi rakyat. Transformasi Syarikat Islam yang
menggerakkan kekuatan politik membentuk kader dan cabang di berbagai kota. “Solo
sebagai pusat diskursus pemikiran Islam, Nasionalisme dan Komunisme"
tambahnya
Pada kesempatan itu Rektor UNIBA Surakarta, Ipmawan Muhammad
Iqbal, S.Ag., M.Ag mengatakan, Baiquni
ini asli Tegalsari, Laweyan ini diharapkan, dari sini akan muncul
profesor-profesor baru. “Ya di Laweyan itu bermunculan pedagang-pedagang batik.
Ini wujud nyata, karena 41 tahun yang Uniba ini juga didirikan sebagian
kalangan ulam, intelektual musli dan donasi besar pedagang batik ini” katanya
Dengan hadirnya Prof Baiquni ini, sebagain spirit dalam
kontek keilmuan, nilai-nilai dan jariah. Ia juga sudah berjanji akan
bersama-sama mengasah, mengasuh dan mengasih dan mensuport betul Uniba
Surakarta ini untuk lebih maju. “Dulu orang sakti, kuat itu butuh senjata
seperti, keris, pedang, tombak dan seterusnya. Kalau zaman sekarang nilai
syariah agama, walau konsepnya nilai –nilai keilmuan” pungkasnya. (Her)