Puspo Wardoyo dan M.Qodari ketika memberikan keterangan kepada wartawan di SPPG Gagaksipat.
BOYOLALI,
JURNALKREASINDO.com - Sebagai mitra BGN (Badan Gizi Nasional), Puspo
Wardoyo, bos Wong Solo Group menegaskan, standar tinggi dalam penyediaan
makanan harus didukung dengan sistem yang profesional. Berpengalaman dalam
industri katering, Puspo Wardoyo berkomitmen memastikan kualitas makanan tetap
tinggi dan memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. "Di sini kami memiliki 70
pekerja di setiap dapur untuk memproduksi 6.000 porsi per hari," jelasnya.
Jika pemerintah ingin mencontoh sistem ini, saya siap
membantu membangun 5.000 Satuan SPPG Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam
setahun, selain memberikan manfaat kesehatan, program MBG juga berdampak
positif pada ekonomi lokal. Petani dan peternak setempat terlibat dalam penyediaan
bahan pangan, sehingga menciptakan lapangan kerja baru serta memperkuat
ketahanan pangan di tingkat desa.
Dengan standar tinggi yang diterapkan di SPPG Gagaksipat,
pemerintah berharap lebih banyak daerah mengadopsi sistem serupa agar
pelaksanaan MBG semakin optimal di seluruh Indonesia, SPPG di Dusun Kelipan,
Desa Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Boyolali resmi dijadikan percontohan
nasional dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Ungkapan Puspo Wardoyo itu diutarakan ketika SPPG miliknya
ditinjau Wakil Kepala Staf Kepresidenan, Muhammad Qodari secara langsung tentang
operasional SPPG Gagaksipat, Senin (3/2/2025). Qodari sekaligus menyaksikan
distribusi MBG di SMAN 1 Ngemplak. Menurutnya, dibandingkan dengan beberapa
SPPG lainnya, fasilitas di Gagaksipat memiliki standar tertinggi.
Dari semua tempat yang pernah saya kunjungi, ini yang
terbaik. Semoga bisa menjadi percontohan nasional agar standar dapur MBG
semakin meningkat. Salah satu faktor utama yang membuat SPPG Gagaksipat unggul
adalah sistem penyimpanan bahan makanan yang sesuai standar. Bahan pangan
seperti beras, sayur, dan lauk disimpan di ruang terpisah untuk menghindari
kontaminasi.
Selain itu, dapur SPPG Gagaksipat yang dikelola Wong Solo
Group dilengkapi sistem aliran air bersih langsung, sehingga memastikan
kebersihan dalam setiap tahap produksi makanan. Lantai dapur yang didesain
tanpa nat atau celah juga mendapat perhatian khusus, karena dapat meminimalisir
pertumbuhan bakteri.
Petugas di dapur diwajibkan mengenakan masker, penutup
kepala, serta pakaian khusus untuk menjaga kebersihan. "BGN (Badan Gizi
Nasional) pasti akan terus melakukan evaluasi agar kualitas semakin baik. MBG
ini masih baru di Indonesia, jadi perlu banyak penyesuaian," kata Qodari
sambil menambahkan, Sejak dimulai, program MBG telah menjangkau lebih dari 600
ribu penerima manfaat melalui 240 SPPG.
Pemerintah telah merealisasikan pembayaran kompensasi atau
reimbursment bagi mitra BGN yang terlibat dalam penyediaan makanan bergizi ini.
Pemerintah juga menargetkan program MBG dapat mencakup 83 juta penerima manfaat
pada akhir 2025, jauh lebih cepat dari target awal 2029. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, diperkirakan Indonesia memerlukan antara 15.000 hingga
38.000 SPPG baru di seluruh daerah. (Her)