Para petugas pembagi makanan mempersiapkan
pasugatan, untuk para hadirin sebelum prosesi pembagian zakat fitrah.
SURAKARTA, JURNALKREASINDO.com - Keraton Surakarta Hadiningrat berkomitmennya dalam menjaga kesejahteraan dan mempererat tali silaturahmi dengan para abdi dalem, melalui kegiatan pembagian zakat fitrah dan Khataman Al-Qur'an yang berlangsung khidmat pada Kamis (27/3/ 2025). Acara ini diprakarsai Lembaga Dewan Adat (LDA), sebagai bukti nyata kepedulian keraton terhadap para penjaga tradisi dan warisan budaya Jawa.
Sedikitnya 950 abdi dalem dan sentono dalem menerima zakat
fitrah, berupa bingkisan yang berisi kebutuhan pokok sehari-hari, seperti beras
berkualitas, minyak goreng, mie instan, kecap, sarung dan baju muslim pria.
Penyerahan zakat fitrah ini berlangsung di Pagelaran Keraton Surakarta, sebuah
lokasi yang memiliki makna historis dan spiritual yang bermakna dalam keluarga
besar keraton yang dipimpin Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Koes Moertiyah Wandansari
(Gusti Moeng), Pengageng Sasana Wilapa dan Ketua LDA.
Para abdi dalem, termasuk sentono
dalem, abdi dalem garap, prajurit keraton, abdi dalem ulama, juru kunci makam
Imogiri, juru kunci makam Kota Gede,
juru kunci makam Laweyan, ketika mendengarkan tausyiah dengan khidmat.
Kegiatanini bagi keraton, bermakna betapa besar perhatian keraton terhadap kesejahteraan para abdi dalem. Sebelum penyerahan zakat fitrah, para abdi dalem dan sentono berkesempatan untuk mendengarkan tausiah yang disampaikan Ustadz Sukarman. Dalam tausyiahnya, Ustadz Sukarman mengupas ajaran Serat Wulangreh karya Sri Susuhunan Pakubuwana IV, sebuah karya sastra klasik yang sarat dengan nilai-nilai luhur tentang budi pekerti, kesetiaan dan pengabdian.
Tausyiah ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi para abdi
dalem dalam menjalankan tugas sehari-hari dan menjaga keluhuran budaya Jawa. Terasa
suasana kebersamaan saat para abdi dalem dan sentono dalem berkumpul untuk
berbuka puasa bersama. Momen ini menjadi kesempatan untuk saling bertukar
cerita, berbagi pengalaman dan mempererat tali persaudaraan. Buka puasa bersama
ini bukan hanya sekadar ritual makan, tetapi juga menjadi simbol solidaritas
dan kebersamaan di antara keluarga besar keraton.
Gusti Moeng menjelaskan, penerima zakat fitrah ini mencakup
seluruh lapisan abdi dalem, termasuk sentono dalem, abdi dalem garap, prajurit
keraton, abdi dalem ulama, juru kunci makam Imogiri, juru kunci makam Kota
Gede, juru kunci makam Laweyan, abdi dalem bon darat, abdi dalem tugur, anggota
Sanggar Pasinaon, pambiwara, hingga anggota Polsek dan Koramil setempat. Hal
ini menunjukkan, keraton memberikan perhatian yang sama kepada seluruh elemen
yang berkontribusi dalam menjaga keluhuran dan keberlangsungan tradisi.
Suasana pembagian zakat fitrah di
Pagelaran Keraton Surakarta Hadiningrat dengan suasana suka cita.
"Kami berharap zakat fitrah ini dapat meringankan beban
para abdi dalem dan memberikan kebahagiaan di bulan Ramadhan yang penuh berkah
ini," ujar Gusti Moeng sembari menambahka, selain pembagian zakat fitrah, Keraton
Surakarta juga menggelar acara Khataman Al-Qur'an yang berlangsung skhidehari
sebelumnya, Rabu ((26/3/ 2025). Acara yang dipimpin oleh Gusti Moeng dan para
ulama keraton ini diikuti oleh para sentono dalem dan abdi dalem dengan penuh
khusyuk.
Khataman Al-Qur'an ini menjadi momen penting untuk
merenungkan makna Al-Qur'an dan memohon keberkahan dari Allah SWT bagi keraton
dan seluruh masyarakat. Kegiatan Khataman Al-Qur'an dan pembagian zakat fitrah
merupakan bagian dari komitmen Keraton Surakarta dalam melestarikan budaya Jawa
dan memberikan kontribusi positif bagi kesejahteraan masyarakat. Keraton
Surakarta meyakini, tradisi dan spiritualitas harus berjalan beriringan,
sehingga dapat menciptakan harmoni dan kedamaian di dalam keraton dan di
lingkungan sekitarnya.
"Keraton Surakarta senantiasa berupaya untuk menjaga
kesejahteraan para abdi dalem, karena mereka adalah pilar utama dalam pelestarian
budaya Jawa. Kami berharap zakat fitrah ini dapat memberikan manfaat dan
kebahagiaan bagi mereka," tutur Gusti Moeng. Dimana keraton merupakan salah satu pusat kebudayaan
Jawa yang memiliki sejarah panjang dan kaya. Keraton ini tidak hanya menjadi
simbol kekuasaan, tetapi juga menjadi pusat pelestarian seni, tradisi dan
nilai-nilai luhur budaya Jawa.
Keraton Surakarta terus berupaya untuk memberikan kontribusi
positif bagi masyarakat melalui berbagai kegiatan sosial, keagamaan, dan
budaya. Lembaga Dewan Adat (LDA) sebagai lembaga yang bertugas menjaga dan
melestarikan adat dan tradisi Keraton Surakarta Hadiningrat. LDA juga berperan
dalam memberikan pertimbangan kepada Raja dalam berbagai hal yang berkaitan
dengan adat dan tradisi. LDA memiliki komitmen untuk senantiasa menjaga
keluhuran budaya Jawa dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. (Hong)