Sepanjang diskusi Nadiem Anwar Makarim
(kiri) selalu didampingi Prof. Jamal Wiwoho (kanan), Rektor UNS Surakarta.
SOLO (JURNALKREASINDO.COM) - Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) RI, Nadiem Anwar Makarim
mengunjungi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surak arta, pada Senin (13/9/2021)
untuk diskusi dengan rektor Perguruan Tinggi Negeri Se indonesia.
Pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri
Indonesia (MRPTNI) tersebut dilaksanakan di Aula Fakultas Kedokteran (FK) UNS. Nadiem
selanjutnya memanfaatkan pertemuan itu untuk berdiskusi dengan para rektor yang
mengikuti jalannya secara luring dan daring.
Sepanjang diskusi,
ia didampingi Ketua MRPTNI, yang juga Rektor UNS Prof. Jamal Wiwoho, Plt. Dirjen
Diktiristek Prof. Nizam dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka. “Saya
ingin mendengarkan opini-opini dari Bapak/ Ibu Rektor," ujar Nadiem
25 Mahasiswa.
Topik
pertama yang disinggung Nadiem Makarim adalah Perkuliahan Tatap Muka (PTM). Ia
mengatakan, daerah yang PPKM-nya sudah di level 1, 2, atau 3 dapat menggelar
PTM namun dengan syarat satu ruang perkuliahan hanya boleh diisi 25 mahasiswa
saja.
Nadiem juga
mengingatkan jika mahasiswa tidak boleh berkumpul atau berkerumun usai
mengikuti PTM itu, tujuannya, supaya tidak timbul klaster penyebaran Covid-19
di kampus. “Setiap perguruan tinggi harus mengawasi para mahasiswanya”
tandasnya
Level 1, 2,
dan 3 PPKM sudah bisa mulai tatap muka terbatas dengan 25 murid per kelas.
Tapi, tidak ada acara kumpul-kumpul di luar pembelajaran dan itu memang
konsekuensinya. Ini hampir sama dengan SKB 4 menteri, lebih spesifik ke
perguruan tinggi.
Mulai PTM.
Ia juga memberikan
dukungan penuh kepada setiap perguruan tinggi yang PPKM di daerahnya sudah di
level 1, 2, atau 3 untuk segera memulai PTM. Sebabnya, interaksi antara dosen
dengan jangan sampai hilang.
Memang,
selama ini semua anak bisa nge-zoom dan dapat kuota, bantuan UKT. Tapi, roh
interaksi dari perguruan tinggi hilang selama PJJ. “Saya harap itu bisa kita
kembalikan dengan cepat dengan Prokes yang ketat, sehingga roh itu tidak hilang”
ungkapnya
Selain
membahas rencana PTM, Nadiem Makarim juga meminta pendapat dari rektor PTN, mengenai program Merdeka Belajar-Kampus
Merdeka (MBKM) yang sudah ia luncurkan sejak bulan Januari tahun lalu.
Ia ingin mendengarkan kritik dan masukan yang dialami dosen dan pihak Program Studi (Prodi) dari para rektor PTN se-Indonesia tentang permasalahan dan kendala dalam MBKM. “Saya ingin mendapatkan pandangan jujur soal MBKM, susahnya apa dan bagaimana mengajarkan ke dalam per semester” pungkasnya. (Ryan)