Prof, Dr,Drs, Sutoyo, MPd, ketika
menyampaikan pidatonya dengan judul ‘Merawat Kebhinekaan Nusantara sebagai
upaya memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia Berbasis Internlisasi
Nilai-nilai Pancasila Di Era Digital’.
SOLO, (JURNALKREASIDO.COM) – Dengan dikukuhkannya Prof, Dr,Drs, Sutoyo, MPd
sebagai guru besar pertama produk Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakata, pada
Sabtu (6/8), maka untuk pengembangan dan kemajuan Unisri, diharapkan mepersiapkan mendirikan Program Studi (Prodi)
S2 PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan).
“Guru besar itu bukan jenjang akademis, melainkan kenaikan
jabatan, maka diharapkan harus terus menciptan karya yang terbaik untuk
masyarakat, dengan begitu setelah Prof Sutoyo dikukuhkan sebagai guru besar,
diharapkan dapat mempersiapan mendirikan Prodi S2 PPKn di Unisri Surakarta ini”
ujar Prof Sutardi, Rektor Unisri
Surakarta, kepada wartawan
Ungkapan Sutardi itu diutarakan seusai memimpin upacara
pengukuhan Prof Sutoyo di Aula Kampus
Unisri Surakarta. Karena itu, kata Sutardi, merupakan bukti dari karya yang
sangat diharapkan bagi perguruan tinggi,
khususnya ini Unisri Surakarta. “Kami mendorong terwujudnya Prodi S2
PPKN di Unisri Surakarta ini”paparnya
Suasana upacara rapat terbuka,
pengukuhan Prof Sutoyo sebagai guru besar Unisri Surakarta.
Sedangkan Prof sutoyo dalam pidatonya yang diberi judul ‘Merawat Kebhinekaan Nusantara sebagai upaya memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia Berbasis Internlisasi Nilai-nilai Pancasila Di Era Digital’ mengatakan, bahwa di era digital sekarang ini muncul berbagai ancaman kebhinekaan nusanatara.
Merawat Kebhinekaan.
Ancaman yang dimaksud diantaranya, terjadinya konflik suku
dan budaya, ujaran kebencian dan hoaks dan sebagainya. “Faktor terjadinya
ancaman tersebut, disebabkan dari faktor kemisikinan, kesenjangan sosial,
ketidakadilan, globalisasi dan rendahnya pemahaman, penjiwaan dan pengamalan Pancasila”
tandasnya
Prof Sutardi, Rektor Unisri Surakarta,
ketika memberikan keterangan kepada sejumlah wartawan.
Maka dari itu diperlukan upaya untuk mengatasi persoalan
kebhinekaan tersebut, diantaranya Mengoptimalisasi pengamalan Pancasila,
mengedepankan dialog dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. “Dengan
demikian diperlukan nilai-nilai toleransi sejak dini dan berkelanjutan, juga
terus menggelorakan semboyan Bhinika Tunggal Ika” katanya
Lebih jauh Sutoyo menjelaskan, diperlukan jalur dalam merawat
Kebhinekaan Nusantara melalui jalur pendidikan, media dan birokrasi. Hal ini
dilakukan, karena pentingnya internalisasi nilai-nilai Pancasila.”Puncak dari seluruh
proses internalisasi nilai-nilai Pancasila
itu, mengatualisasikan dalam praktek kehidupan bermasyarakat dan praktek penyelenggaraan
negara” pungkasnya
Sementara itu Drs Sularno, Ketua Yayasan Unisri Surakarta
dlam sambutannya mengahrapkan, perguruan tinggi Unisri Surakarta agar terus
mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. “Untuk
meningkatkan SDM, diperlukan kompetensi pendidikan dari para dosen yang
mengajar di perguruan tinggi ini” katanya
Prosesi pengalungan samir jabatan
sebagai guru besar kepada Prof Sutoyo (kanan) di Aula Unisri Surakarta.
Produk Pertama Unisri
Selain itu, juga dengan meningkatnya jabatan akademis dan kepangkatannya
diharapkan bisa menyesuaikan kemajuan secara
serasi. Seperti diberitakan, sejak 41 tahun lalu berdiri dan beroperasi, baru
tahun ini Unisri Surakarta mempunyai profesor / guru besar yang merupakan
produk sendiri. Sebab selama ini profesor itu dari perguruan
tinggi lain.
Namun kali ini Prof. Dr. Sutoyo M. Pd, dosen yang meraih
gelar profesor dan guru besar pertama dan produk asli Unisri Surakarta yang dikukuhkan
sebagai guru besar bidang ilmu pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam
sidang senat terbuka Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Dengan begitu jabatan
guru besar ini dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.
Diketahui, Sutoyo yang lahir 1 Februari 1963, mengawali
karir di dunia pendidikan sebagai dosen PMP-Kn di Fakultas Keguruan Ilmu
Pendidikan (FKIP) Universitas Slamet Riyadi Surakata, selepas lulus S1. Tahun
1996-1998 menjabat sekretaris Prodi PPKn FKIP Unisri dan sebagai Kaprodi di tahun
1998-2006. Tahun 2006 menjabat wakil Dekan FKIP.
Dua tahun kemudian, 2008, menjabat Dekan FKIP, hingga 2014. Karir
bapak dua anak itu terus melesat hingga akhirnya tahun 2014 ditugasi sebagai
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama, selama dua periode
hingga sekarang. (Her)