RAy Febri Hapsari, ketika mengalungkan
samir kepada para delegasi WPF perempuan.
SOLO (JURNALKREASINDO.COM) - Acara World Peace Forum ( Forum Perdamaian Dunia) ke-8 dilaksanankan dalam rangkaian Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah Ke-48. Prosesi tersebut diawali dengan makam malam pada Rabu (16/11/2022) malam, di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
World Peace Forum diprakarsai Universitas Muhammadiyah
Surakarta (UMS) selama 3 hari yang
dipusatkan di The Sunan Hotel Solo. Acara itu merupakan side event dari
Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah. “Acara ini dihadiri sedikitnya seratus
100 tokoh perdamaian yang berasal dari berbagai agama.
Diselenggarakannya World Peace Forum ini, diinisiasi mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Dien Syamsudin. Sedangkan para tokoh perdamaian dunia yang akan datang ke Solo berasal dari Australia, Bosnia-Herzegovina, Italia, Jepang, Lebanon, Mesir, Saudi Arabia, Singapura, Malaysia, Rusia, Vatikan dan India.
Putra Mahkota Keraton Surakarta, saat
memberikan ungkapan selamat datang untuk para delegasi WPF yang telah hadir di
Keraton.
Kegiatan itu akan membahas tentang perdamaian dan pluralitas
dunia. Nantinya presentasi di lakukan diruangan tertentu. Diikuti seluruh
delegasi peserta WPF dan beberapa perwakilan dari UMS Acara ini terbuka untuk Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan
Perguruan Tinggi Aisyiyah. Makan malam itu dilaksanankan di Sasana Handrowino, Keraton
Surakarta.
Beras Kencur dan Kunir
Asem
Kehadiran para tamu
istimewa tersebut disambut KGPH Dipokusumo dan isteri RAy Febri Hapsari dan abdi
dalem dengan menyuguhkan welcome drink, berupa minuman beras kencur dan kunir
asem sebagai minuman pembuka saat akan memasuki Sasono Hondrowino. Para tamu
jug disambut iringan musik dari korps musik prajurit Keraton dan gamelan di
Bangsal Pradonggo.
Sebagai pembuka, disuguhkan tarian Srimpi Gandakusumo dan
selama menikmati hidangan makan malam, para tamu diiringi live musik gamelan
dan peragaan busana. Tampak hadiri, wakil walikota Surakarta Teguh Prakosa,
Prof, Dr Dien Samsudin, Prof Dr Sofyan Anief
rektor UMS, Bambang Soesatyo Ketua MPR RI dan beberapa tamu kehormatan
sertasejumlah peserta W PF.
Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Paku Buwono, permaisuri Paku Buwono
XIII dalam kesempatan itu memberikan
cidramata kepada Dien Syamsudin dan Bambang Soesatyo. Sementara ucapan selamat
datang disampaikan langsung oleh Putra Mahkota Keraton Surakarta, Gusti Pangeran
Anom Hamangkunegoro Sudibyo Raja Putra Nalendra.
Perdamaian dan
Keadilan
Pada kesempatan itu, Bambang Soesatyo dalam sambutannya
mengatakan, semangat perdamaian yang
tercermin dalam WPF ini, selaras dengan visi MPR RI sebagai lembaga yang
menjadi representasi rumah kebangsaan, menampung berbagai arus pemikiran dan
aspirasi. Dalam kedudukannya sebagai rumah kebangsaan inilah, MPR RI mendukung
penyelenggaraan WPF.
Bambang Soesetyo, memberikan harapan
dan arahan tentang saking menjunjung tinggi prinsip keadilan dan kesetaraan
sesama manusia.
Karena pada hakikatnya mewujudkan tata dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, merupakan amanat
dari Konstitusi UUD NRI 1945. Jamuan makan malam ini, sengaja dilakukan di
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, agar para delegasi dari luar negeri
bisa merasakan sentuhan tradisi dan budaya klasik Jawa yang adiluhung.
Dengan menghadirkan nuansa ketenangan, harmoni dan
kedamaian. Sehingga bisa meninggalkan kesan mendalam bagi para peserta yang
datang dari berbagai belahan dunia. "Saya juga mengajak para delegasi
jangan buru-buru meninggalkan Surakarta usai WPF berakhir. Luangkanlah sejenak
waktu untuk menyapa keramahtamahan warga Surakarta” katanya
Budaya Dan Tradisi Jawa
Untuk menjelajahi
destinasi wisata yang menjadi ikon budaya dan tradisi Jawa, serta menyaksikan
secara langsung berbagai pagelaran dan festival budaya Surakarta The Spirit of
Java, kota yang kaya dengan warisan budaya yang mendunia, seperti batik, keris,
wayang serta gamelan. “Mari para delegasi bisa berkeliling untuk menikmati
suasana kebudayaan Jawa” katanya
Ditengah proyeksi masa depan global yang terlihat suram dan
kian rentan oleh berbagai ancaman krisis seperti krisis pangan, krisis energi,
krisis keuangan dan krisis kepercayaan antar sesama komunitas global, kehadiran
WPF merupakan sebuah penegasan, bahwa selalu ada secercah harapan untuk
mewujudkan masa depan dunia yang lebih baik dan lebih damai.
Tarian Srimpi Gandakusumo memberikan
semangat para peserta WPF dalam acara makan malam itu.
"Kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari pandemi
Covid-19 yang telah menggerus sendi-sendi kehidupan dalam berbagai dimensi,
menyebabkan lebih dari 640 juta penduduk dunia terpapar dan lebih dari 6,6 juta
jiwa diantaranya meregang nyawa. Pandemi seharusnya menyadarkan eksistensi kita
sebagai mahluk sosial yang tidak bisa selamat sendirian” paparnya
Solusi Bersama
Solusi pandemi bukanlah solusi individual, solusi pandemi adalah
solusi bersama. Pandemi juga mengajarkan moralitas tentang pentingnya saling
membantu dan saling tolong-menolong . Demikian juga dalam mewujudkan perdamaian
dunia. Kuncinya adalah membangun sinergi dan kolaborasi, dengan mengedepankan
semangat saling menghormati dan merawat toleransi,
Selain itu juga menjunjung tinggi prinsip keadilan dan
kesetaraan. Persoalan global yang sedemikan kompleks dan dinamis, terlalu berat
untuk dipikul sendirian. Hanya dengan semangat kebersamaan, bahu-membahu, kita
dapat menghadirkan solusi untuk beragam persoalan global tersebut. "Tata
kehidupan dunia yang damai dan beradab sebagaimana kita cita-citakan bersama”
tandasnya
Tidak akan hadir dengan sendirinya. Karena membutuhkan itikad baik, komitmen, kerjasama
dan yang tidak kalah penting adalah aktualisasi dan implementasi. Harmoni dan
kedamaian merupakan ikhtiar masa kini
yang harus terus diperjuangkan. “Janji masa depan yang harus terus kita wujudkan.
Keduanya harus selalu hadir, dalam setiap lini masa perjalanan peradaban umat
manusia" pungkasnya. (Her)