Ketua panitia grebeg Sudiro, Arga Dwi
Setyawan (nomor dua dari kiri), ketika memberikan keterangan pers.
SOLO
(JURNALKREASINDO.COM) – Sudah sejak zaman keemasan Paku Buwono (PB) X, raja
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menjalin hubungan kekerabatan dengan
warga Tionghoa di Kota Solo. Dengan demikian, tak bisa dipungkiri dan secara otomatisi
tradisinya pun menjadi membudaya.
Untuk itu kolaborasi kebudayaan Jawa dan Tionghoa itu
berlansung secara terus menerus dan berkembang. Apalagi sekarang ini, kota Solo
bisa dijuluki sebagai kota event, sehingga kini kembali menggelar event kolaborasi
budaya tersebut yang dinaamakan Grebeg Sudiro.
Memang sejak zaman PB X itu, pergaulan kekerabatan antara etnis
Jawa dan Tionghoa terpusat Kampung Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Solo. Bahkan
mereka menggelar akulturasi budaya
bersama yang diberi nama Grebeg Sudiro.
Grebeg Sudiro kali ini akan digelar mulai tanggal 10 - 30
Januari 2023 mendatang. Menurut Ketua panitia grebeg Sudiro kali ini, Arga Dwi
Setyawan kepada media, Selasa (03/1/2023)mengatakan, dalam acara grebeg Sudiro
bakal dikirab dan dibagikan ribuan kue Keranjang.
Kue Khas Tionghoa
Kue keranjang, merupakan kue khas etnis Tionghoa, dalam
bahasa Mandarin disebut dengan Nian Gao atau dalam dialek Hokkian disebut
dengan Ti Kwe. “Jadi sedikitnya 4 ribu kue
Keranjang akan dikirab dan dibagikan secara gratis kepada masyarakat” jelasnya
Gunungan kue keranjang ini diarak mulai dari depan Kantor
Kelurahan Sudiroprajan, diikuti pawai dari kesenian Tionghoa dan Jawa. Mulai dari
kesenian barongsai, atraksi reog Ponorogo, tari tradisional jawa, pakaian
tradisional Jawa, adat keraton Surakarta.
Bahkan kesenian kontemporer pun juga akan digelar di
sepanjang jalan kawasan Sudiroprajan. Arak-arakan akan melewati Klenteng Tien
Kok Sie di depan Pasar Gede Solo. Prosesi ritual itu diawali dengan Umbul Donga (pemanjatan doa)Mantram di kawasan
Bok Teko.
Prasasti Bok Teko
Bok Teko sendiri adalah sebuah prasasti yang dibangun pada
pemerintahan PB X yang menjadi perlambang kehidupan yang harmonis antara etnis
Jawa dengan etnis Tionghoa. Puncak acara Grebeg Sudiro, ber upa kirab budaya.
Dalam prosesi kiran itu, rencananya diikuti ribuan peserta
dengan beragam atraksi pada 15 Januari 2023. Tradisi tahunan ini sebagai upaya kegiatan
untuk pelestarian budaya. Acara Grebeg Sudiro ini,sempat berhenti dua kali,
karena adanya pandemi Covid – 19.
Greebeg Sudiro kali ini memfokuskan pada beberapa kegiatan
utama Umbul Mantram, Karnaval Budaya,
Bazar Potensi UMKM dan Paguyuban PKL Pasar Gede, Panggung Seni Potensi, Wisata
Perahu Hias Kali Pepe, Pentas Harmoni Sudiro dan Pesta Kembang Api. (Her)