Proses menanaman TOGA yang dilakukan
mahasiswa UMS, sebagai sampel.
PABELAN (JURNALKREASINDO.COM)- Tim Pengabdian Masyarakat Persyarikatan/AUM/Desa Binaan (P2AD) Program studi (Prodi) Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melakukan edukasi penanaman dan pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) di Kelompok Wanita Tani (KWT) Berkah Tani 2 Desa Ngasem Colomadu.
KWT Berkah Tani 2 memiliki kebun yang luas yang saat ini hanya
diisi berbagai tanaman sayur bagi
masyarakat sekitar. Untuk menambah khasanah pengetetahuan tanaman selain sayuran,
maka dilakukan edukasi TOGA. Kegiatan ini di koordinatori oleh Dr., Santhyami,
M.Si bersama Putri Agustina, M.Pd, Lina Agustina, M.Pd.
Selain itu juga Rina Astuti, M.Pd, Annur Indra Kusumadani,
M.Pd dan Siti Kartika Sari, M.Pd., serta beberapa mahasiswa baik semester 4
maupun semester 6. Sedangkan Koordinator Pengabdian, Dr. Santhyami, M.Si yang
pada kesempatan itu menyampaikan, kegiatan pemanfaatan tanaman obat ini dimulai
dengan pemaparan tentang apa itu TOGA.
Dilanjutkan dengan pengenalan jenis-jenis TOGA, teknik
pembuatan media tanam dan penanaman serta pemanfaatan pupuk organik, edukasi
tentang manfaat TOGA yang ditanam, serta adanya kegiatan kreatif yaitu dengan
penghiasan wadah media dan memberi label dengan dual bahasa (bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris) serta pembuatan produk obat tradisional rumahan.
Sosialisasi TOGA
“Langkah dalam kegiatan ini, yaitu melakukan sosialisasi
TOGA yang dilakukan di kebun KWT Berkah Tani 2. Materi yang diberikan berupa
pengenalan tanaman obat beserta jenisnya. Anggota KWT ditunjukkan beberapa
bibit tanaman obat yang telah disiapkan sebelumnya sehingga dapat melihat
langsung.
Selain pengenalan, dalam sosialisasi ini juga dipaparkan
teknik pembuatan media tanam dan penanaman tanaman obat, pemanfaatan pupuk
organik, serta edukasi tentang manfaat TOGA yang akan ditanam. Kemudian
penanaman TOGA yang dilakukan di pekarangan KWT Berkah Tani2. Bibit TOGA
disiapkan oleh TIM PKM Pendidikan Biologi UMS.
Sebelum penanaman dibuatkan label masing-masing nama tanaman
obat dalam Bahasa Indonesia dan bahasa ilmiah beserta manfaat dari
masing-masing tanaman yang ditanaman di pekarangan.“Anggota KWT diajarkan cara
mengolah tanaman obat sehingga dapat menghasilkan produk tradisional rumahan
yang dapat digunakan sendiri,” ungkapnya.
Pembinaan dan Pengawasan
Seterusny dilakukan kegiatan pengabdian dengan pelaksanaan pembinaan serta pengawasan.
Pembinaan berupa pelibatan anggota KWT dalam proses kegiatan perawatan secara
langsung yaitu seperti menyiram tanaman, pemberian pupuk organik serta mencabut
gulma yang tumbuh di sekitar tanaman.
Tahap pengawasan dilakukan setiap minggu pada masing-masing
tanaman agar tanaman tersebut bisa terjaga dengan baik. “Dengan adanya kegiatan
ini, kami berharap setiap warga dapat peduli dengan kesehatan dan dapat
memanfaatkan TOGA tersebut secara mandiri, sehingga dapat meningkatkan upaya
pengobatan mandiri,” pungkasnya. (Her)