Suasana Focus Group Discussion (FGD),
tentang Riset Kolaborasi yang diselengggarakan LPPM Unisri.
SOLO (JURNALKREASINDO.COM) - Kapasitas peneliti di Indonesia dinilai masih perlu terus ditingkatkan. Jadi, dengan adanya penelitian kolaborasi antar institusi dalam negeri atau luar negeri (terutama institusi yang lebih maju), maka kemajuan dalam negeri semakin mudah untuk diraih. “Itulah keuntungan dan manfaat riset kolaborasi” tambah Bakti Wibowo
Ungkapan itu diutarakan Bakti Wibowo, dari PRTH-BRIN (Badan
Riset dan Inovasi Nasional) dalam Focus Group Discussion (FGD) tentang Riset
Kolaborasi yang diselengggarakan LPPM Unisri Surakarta, baru-baru ini. “Selain
meningkatkan kapasitas peneliti, masih ada lima manfaat lain dari riset
kolaborasi” lanjutnya
Pertama, mempercepat proses penelitian karena riset
kolabirasi dilakukan secara gotong royong atau bersama sama sehingga cepat
selesai. Kedua, meningkatkan kualitas hasil penelitian, karena riset kolabirasi
dilakukan bersama dengan lembaga yang lebih lengkap dan modern sarana risetnya.Ketiga,
menambah kapasitas inovasi di Indonesia.
Untuk Dosen
Sebab, penelitian dengan program kolaborasi akan mampu
menambah kapasitas inovasi di Indonesia. Keempat, penelitian lebih fokus pada
topik global, sehingga menjadi solusi dari permasalahan global. "Terakhir,
terbuka kesempatan berbagi akses fasilitas. Tentu saja hal ini akan
meningkatkan keahlian peneliti dari Indonesia," pungkas Bakti.
Sementara itu dalam laporannya, ketua panitia FGD, Yani Asri
mengatakan, Focus Group Discussion menjelaskan, mengenai Riset Kolaborasi yang
digelar LPPM Universitas Slamet Riyadi diperuntukan para dosen Unisri. Melalui
FGD itu diharapkan dapat belajar dari para narasumber, tentang bagaimana mengembangkan riset kolaborasi.
Juga ketika menggali berbagai peluang kolaborasi, untuk meningkatkan kualitas riset dosen Unisri. "Disamping itu, memperluas kontribusi Unisri bagi kemajuan bangsa dan negara melalui riset kolaborasi dengan bebagai pihak, baik dari dalam maupun luar negeri" paparnya. (Her)