Situasi uji kompetensi sertifikasi
bidang keteknikan yang diikuti 75 alumni UTP Surakarta.
SOLO
(JURNALKREASINDO.COM) – Untuk menguatkan Kompetensi, Fakultas Teknik,
Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Surakarta membekali alumninya dengan uji sertifikasi bidang keteknikan. Acara
itu dilaksanakan pada hari
Selasa (10/10), materi yang
diujikan tentang pelaksana
pemelihara jalan dan pengawas pekerjaan
struktur bangunan Gedung
utama (jenjang 6).
Hal itu dilakukan secara luring di Aula Fakultas Teknik
kampus 2 UTP Surakarta. Kegiatan ini bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Bina Konstruksi, Balai Jasa Konstruksi
Wilayah IV. Dan dibantu LSP Gatensi
Karya Konstruksi, sebagai lembaga sertifikasi profesi yang ditunjuk PUPR.
Kegiatan uji sertifikasi ini dilaksanakan sejak pagi hari
mulai pukul 09.00 hingga sore hari. Sebanyak 75 alumni UTP yang berasal dari
prodi teknik sipil dan arsitektur yang terbagi menjadi 2 kategori, yaitu 12
orang mengikuti uji sertifikasi pelaksana pemeliharaan pekerjaan jalan utama
dan 63 orang memilih pengawas pekerjaan struktur bangunan gedung utama.
Salah satu mahasiswi, ketika di test
dalam uji kompetensi sertifikasi bidang keteknikan.
Kukuh Kurniawan, dosen
teknik sipil yang sekaligus koordinator kegiatan
ini mengungkapkan, tujuannya
untuk melengkapi lulusan yang akan bekerja
dibidang keinsinyuran, baik itu tenaga kerjanya maupun perusahaannya. “Tenaga
kerja yang bekerja di bidang keinsinyuran, tetapi tidak memiliki sertifikat
kompetensi akan dikenakan sanksi” tandasnya
Magang Di Kampus
Hal ini mengingat UU Jasa Konstruksi No. 2 Tahun 2017, yang
menyatakan bahwa setiap tenaga kerja wajib tersertifikasi, bahkan perusahaan yang memperkerjakan tenaga
kerja tidak tersertifikasi , maka perusahaan tersebut bisa di kenai sanksi
juga. sementara salah satu asesor , Ruslan
Hidayat mengatakan, sertifikasi tersebut
sangat penting.
Sebab saat ini hampir
semua Perusahaan di
Indonesia untuk menerima
calon pekerja membutuhkan sertifikat keahlian, sebagai
bukti orang yang melamar pekerjaan tersebut kompeten dan kredible. “Saya tadi
banyak mewawancarai lulusan baru, sebenarnya mereka sudah bagus hanya saja penguasaan
di lapangannya yang masih kurang” katanya
Menurutnya, para alumni bisa memanfaatkan magang atau PKL di
kampusnya. Mereka juga bisa belajar
dengan kakak kelasnya, cari pengalaman sebagai
bekal dasar untuk menguasai kerjaan di
lapangan. “Namanya cari pengalaman jangan mikir bayarannya dulu” ujar
Rusla sembari menambahkan, alumni UTP
yang mengikuti sertifikasi ini tidak menekuni satu
bidang saja.
Ahli Konstruksi
Paling tidak sebagai calon pekerja lapangan (pengawas) bisa
menguasai beberapa bidang, seperti irigasi, pembangunan jalan atau struktur
gedung. “Jika ingin terjun
di dunia sipil
atau industri kerja
yang lain, khususnya di Indonesia, pintar
saja tidak cukup, harus ada pengalaman. Saya juga menginfokan kalau sudah punya SK yang
ada logonya Pancasila itu bisa diakui negara” paparnya
Minimal yang dari BNSP,
bisa digunakan semisal jika mau terlibat dalam Pembangunan yang ada saat
ini seperti IKN (Ibu kota Negara)
Nusantara. Mnimal level
pelaksana, kalau mau level diatas ya harus 2 tahun setelah lulus”, imbuhnya.
Menyinggung soa IKN, ternyata Kukuh juga
berharap, alumni teknik sipil UTP dapat berkontribusi dalam pembangunan dalam
negeri .
Dimana pekerjaan tersebut, dapat dikerjakan oleh anak bangsa. “Pembangunan
dalam negeri yang sedang gencar saat ini, pembanguna IKN yang membutuhkan tenaga kerja ahli dibidang
konstruksi, diharapkan mampu menyerap tenaga kerja lokal. Lulusan Fakuktas Teknik yang tersertifikasi
siap dan mampu mengisi kebutuhan tenaga kerja tersebut.” Tuturnya. (Her)