Dr. Yuliana, M.Si, Sekretaris Tim
Kerja Peningkatan Kualitas Kesehatan Reproduksi dan KB Pasca Persalinan BKKBN
Jawa Tengah
KENDAL
(JURNALKREASINDO.COM) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) Provinsi Jawa Tengah bersama Anggota Komisi IX DPR RI Tuti Nusandari
Roosdiono, terus melakukan Sosialisasi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
dan Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga
Kencana), pada kamis (09/11/2023)di Desa Banyuringin, Kecamatan Singorojo,
Kabupaten Kendal. .
Kegiatan ini dihadiri langsung Sekretaris Tim Kerja
Peningkatan Kualitas Kesehatan Reproduksi dan KB Pasca Persalinan BKKBN Jawa
Tengah Dr. Yuliana, M.Si, Anggota DPR RI Komisi IX Tuti Nusandari Roosdiono
didampingi Tenaga Ahli nya yaitu Sis Budiyono, Kepala Dinas Pengendalian
Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(DP2KB) Kabupaten Kendal Albertus Hendri Setyawan S. Pd., M. Sc.
Foto Bersama warga Desa Banyuringin, Kecamatan
Singorojo, Kabupaten Kendal.
Selain itu juga hadir anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Dyah Kartika Permanasari, dan tokoh Masyarakat Kabupaten Kendal Tri Purnomo, S.Sos. Pada kegiatan sosialisasi ini, Dr. Yuliana, M.Si menghimbau masyarakat Desa Banyuringin agar lebih perhatian dalam pencegahan stunting. Stunting menjadi masalah sebab membuat gagal tumbuh yang dialami oleh bayi di bawah lima tahun yang mengalami kurang gizi semenjak di dalam kandungan hingga awal bayi lahir.
Perhatian Penting
Pemerintah
"Stunting saat ini menjadi perhatian penting pemerintah,
stunting ini akan mengakibatkan pertumbuhan anak tidak sesuai dengan umurnya,
bisa dikatakan perkembangan fisiknya menjadi pendek berbeda dengan pada
umumnya, tapi pendek tidak berarti stunting, sedang stunting sudah pasti
pendek. Stunting sendiri akan mulai nampak ketika bayi berusia dua tahun” kata
Dr. Yuliana, M.Si menjelaskan.
Dia menambahkan, anak stunting akan terhambat perkembangan
otak, pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan gangguan metabolisme pada tubuh.
Sedangkan untuk jangka panjangnya yaitu mudah sakit, munculnya penyakit
diabetes, penyakit jantung dan pembuluh darah, kegemukan, kanker, stroke,
disabilitas pada usia tua, dan kualitas kerja yang kurang baik sehingga membuat
produktivitas menjadi rendah."Yang mana tentu akan sangat mempengaruhi
kemampuan dan prestasi anak di sekolah, termasuk produktivitas dan kreativitas
di usia-usia produktif” ujarnya
Kunci sukses dalam pencegahan stunting ialah pemenuhan gizi
seimbang pada Ibu hamil dan menyusui. Sementara itu, Tuti Nusandari Roosdiono,
meminta agar masyarakat memastikan pencegahan stunting sejak dini dengan
memperhatikan kondisi janin dalam kandungan. Hal ini dianjurkan bagi pasangan
muda yang ingin menikah untuk memeriksa Kesehatan terlebih dahulu ke pelayanan
Kesehatan terdekat.
"Karena ini menjadi aspek paling penting dan utama
dalam upaya pencegahan, agar anak yang lahir tidak mengalami stunting, Biasakan
untuk memeriksa Kesehatan calon ibu dan calon bayi bagi Perempuan lalu calon
ayah juga cek Kesehatan atau minimal mendampingi saja," ungkap Wanita yang
lahir di Salatiga itu. (Hong)