Menaikan sang saka merah putih dalam upacara
Hari Pahlawan Nasional di kampus Unsisri Surakarta.
SOLO
(JURNALKREASINDO.COM) – Dalam memperingati hari pahlawan, Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta
menggelar upacara pada jumat (10/11/2023) pagi di halaman kampus setempat. Pada
kesempatan itu diserahkan 3 penghargaan dan apresiasi kepada Dosen, karyawan
dan mahasiswa.
Tiga penghargaan yang
diserahkan itu,masing-masing Surat keputusan (SK) kenaikan pangkat dan golongan
untuk dosen dan karyawan yang berjumlah 42 orang. Selanjutnya penghargaan dan
apresiasi untuk Program Studi Fakultas PPKN dan Industri yang telah meraih
akreditasi unggul dan penyerahan bea siswa
dari BNI 46 untuk 20 mahasiswa, secara simbolis.
Prof. Dr. Drs. Sutoyo, MPd (kiri),
seusai menyerahkan SK kenaikan pangkat dan golongan kepada F. Yono Ervina,
kepala humas Unisri Surakarta.
Ungkapan itu diutarakan Prof.Dr. Drs. Sutoyo, MPd, Rektor
Unisri yang dalam upacara HPN sebagai inspektur upacara. Dalam sambutannya,
Sutoyo mengatakan, dalam upacara 10 November 2023 hari ini semata-mata untuk
mengenang jasa para pahlawan nasional. “Terutama Slamet Riyadi yang beliau
menjadi pahlawan nasional dan nama besar itu kita jadikan nama Universitas ini”
ungkapnya
Semangat dari nilai yang berasal dari perjuangan para
pahlawan bangsa di tahun 1945, yaitu semangat yang menolak kalah dan menyerah dari
keadaan, menyatukan rakyat dalam mewujudkan persatuan, berdaulat adil dan
makmur. memberantas kebodohan dan memerangi kemiskinan, sudah dirasakan dan
dilihat dinyutnya diseluruh pelosok negeri, “Serta memajukan kesejahteraan umum dalam
berbangsa menuju dan memperkokoh kesatuan dan persatuan” katanya
3 Upacara di Unsri
Oleh karena itu, mulai sekarang dalam waktu satu tahun ada 3
upacara yang dilaksanakan Unisri, yaitu upacara peringatan hari kemerdekaan RI setiap
tanggal 17 Agustus, hari pendidikan, dan hari pahlawan. “Pada 10 November saat
itu, para pahalawan yang terdiri dari rakyat, pemuka agama, laskar-laskar
pemuda dan pejuang se-nusantara bersatu” kenangnya
Mereka melebur menjadi satu dengan semboyan ‘Mederka atau
Mati’ menghadapi musuh dengan senjata bambu runcing untuk mengusir penjajah
dimuka bumi ini. Maka dari itu, pada waktu sekarang ini sepatutnya masayarakat,
sebangsa dan setanah air bersyukur dapat meraih masa depan yang lebih baik, kita bangun
ekonomi kerakyatan menuju Indonesia yang semakin maju” pungkas Sutoyo dalam
pidatonya. (Her)