MULAI BESUK ! BISA MENUKAR UANG BARU DI MASJID SHEIKH ZAYED SOLO

 

SOLO (JURNALKREASINDO.COM) – Bagi masyarakat yang  ingin menukarkan uang baru untuk kebutuhan lebaran, mulai besuk,  Rabu (20/3/2024) bisa dilakukan  di halaman Masjid Sheikh Zayed Solo. Disana  telah disediakan  9 loket yang bekerja sama dengan 9 perbankan. Ungkapan ini diutarakan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia / BI Solo, Dwianto Cahyo Sumirat.

Pernyataan Dwianto itu dikatakan ketika memberi penjelasan dalam acara Srawung Awak Media sareng Bank Indonesia Solo.  Acara yang dimoderatori wartawan senior Vladimir Langgeng itu juga menghadirkan Anang Dwi Mau Asharli, Kepala Implementasi Pengelolaan Uang Rupiah BI Solo. "Untuk penukaran pecahan uang baru tahun ini BI Solo menyediakan Rp 4,3 triliun” kata Anto,

Dengan demikian saat ini lebih banyak dari pada seblumnya, tahun lalu sebanyak Rp 4,1 triliun. Sedangkan Anang Dwi Mau Asharli menjelaskan, untuk penukaran, penukar terlebih dulu melakukan pemesanan melalui BI Pintar di aplikasi pintar.bi.go.id. sesuai jadwal yang tersedia. Maksimal penukaran satu paket, yakni Rp 4 juta. Isinya, pecahan Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000, Rp 20.000,Rp 50.000

Mempermudah Masyarakat

Penukar harus menunjukkan bukti pemesanan dan kartu identitas KTP. "Setiap orang hanya bisa melakukan satu kali penukaran. Tidak bisa habis menukar di sini, terus melakukan penukaran di tempat laim, KTP-nya dicatat. Setelah kick off penukaran di Masjid Sheikh Zayed, penukaran dilanjutkan halaman Balai Kota Surakarta pada 25 Maret serta di Benteng Vastenberg tanggal 27 dan 28” papar Anang.

Kemudian di Rest Area 487 Boyolali pada 1 April, Rest Area 519 Sragen 2 April, Terminal Tirtonadi 3 April, dan kembali ke Balai Kota Surakarta tanggal 4 dan 5. Di luar itu, penukaran uang baru bisa dilayani di semua bank, baik bank umum maupun BPR, serta di tempat yang telah ditunjuk,  seluruhnya ada di 93 titik lokasi.

Pada kesempatan itu, Bank Indonesia mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan penukaran uang di pinggir jalan, karena dinilai terlalu beresiko. Seperti terjadinya perampasan/perampokan, tertipu uang palsu, perhitungannya tidak genap, dan lain sebagainya. "Kita mempermudah masyarakat dalam melakukan penukaran uang. Kita perbanyak tempat layanan, kita tambah waktu atau hari layanan penukaran," ujarDwianto Cahyo Sumirat siang itu. (Hong)