PUSPO WARDOYO TELADANI POLIGAMI KELUARGA NABI IBRAHIM DALAM PERAYAAN IDUL ADHA DI KALIPEPE LAND

Puspo Wardoyo, ketika memberikan keterangan kepada sejumlah wartawan, seusai menjalankan ibadah Sholat Idul Adha di Kalipepe Land.

BOYOLALI (JURNALKREASINDO.COM) –
Puspo Wardoyo, Owner Kuliner Ayam Bakar Wong Solo Group mengatakan, dalam menjalankan perayaan Idul Adha itu salah satu manfaatnya  suatu napak tilas dari keteladanan keluarga poligami Nabi Ibrahim AS. Disana waktu itu terjadi banyak pengorbanan, ketakutandan siap menghadapi kehilangan segalanya.

“Jadi, kami napak tilas dan mengingatkan supaya kita semua bisa meneladani poligami keluarga Nabi Ibrahim” tandasnya sembari menambahkan, bahwa selanjutnya disini akan ada kegiatan-kegitan Islami, sepert i dahwah-dakwah diperkampungan dengan mengundang tokoh-tokoh untuk menggelar acara disini.

Pagi itu Ribuan umat Islam yang ingin menjalankan ibadah sholat Idul Adha 1445 H di Kali Pepe Land, nampak berbondong-bondong  menuju area open air yang berada bagian disudut  tempat wisata tersebut. Para jamaah tersebut masing-masing membawa anak, isteri/suami maupun keluarganya. “Hal ini agar terjalin antara kami dan warga disini dalam silaturahmi dan komunikasi yang baik” ujarnya

Tampak paraa jamaah berbondong-bondong mengambil makanan, sesuai menu dan seleranya masing-masing.

Ungkapan itu diutarakan  Puspo Wardoyokepada sejumlah wartawan, seusai menjalankan ibadah Sholat Idul Adha. Ribuan jemaah itu bukan hanya menjalankan Sholat Idul Adha semata, tetapi dijamu oleh pihak Kali Pepe Land, dengan makan pagi dan dipersilahkan memilih menu yang disediakan, bebagai jenis dorr praiz disediakan, juga pulangnya masing-masing membawa daging hewan korban yang sudah dibungkus plastik.

Sementara itu imam dan khotib ddilakukan oleh Ustadz Nur Aziz dari Semarang. “Jadi berkorban daging sapi atau kambing itu, bertujuan untuk menguji ketakwaan manusia” papar Nur Aziz dalam khobahnya, pada Senin (17/6/2024) di Kalipepe Land, kawasan Gagak Sipat, Boyolali Nur Aziz mengatakan, bahwa korban itu merupan sebuah bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmatnya manusia telah diberikan nikmat yang sangat banyak.

 Jika, manusia akan menghitung-hitung nikmat Allah SWT, niscaya tidak akan pernah terhitung.”Dari diri kita saja kalau kita hitung-hitung, oksigen yang kita hirup itu berapa kalau kita rupiahkan. Maka dari itu nikmat dari Allah SWT itu sangat luar biasa dan begitu besar. Sehingga kurban ini, sebagai indikasi kesholehan seseorang, Islam mengajarkan kesholehan itu bukan hanya secara personal, tetapi juga secara sosial” ungkapnya.

Suasana Idul Fitri pagi itu di Kalipepe Land, sungguh menyenangkan, tampak para  jamaah berwajah hingar bingar dan berseri-seri. Betapa tidak, seusai melaksanakan ibadah Sholat dan mendengarkan tausyiah, mereka beramai-ramai mengambil makanan yang sudah disediakan di beberapa tempat dan dapat memilih menunya sesuai selera,sambil menunggu pembagian doorpraiz. (Her) 

Ungkapan itu diutarakan  Puspo Wardoyokepada sejumlah wartawan, seusai menjalankan ibadah Sholat Idul Adha. Ribuan jemaah itu bukan hanya menjalankan Sholat Idul Adha semata, tetapi dijamu oleh pihak Kali Pepe Land, dengan makan pagi dan dipersilahkan memilih menu yang disediakan, bebagai jenis dorr praiz disediakan, juga pulangnya masing-masing membawa daging hewan korban yang sudah dibungkus plastik.

Sementara itu imam dan khotib ddilakukan oleh Ustadz Nur Aziz dari Semarang. “Jadi berkorban daging sapi atau kambing itu, bertujuan untuk menguji ketakwaan manusia” papar Nur Aziz dalam khobahnya, pada Senin (17/6/2024) di Kalipepe Land, kawasan Gagak Sipat, Boyolali Nur Aziz mengatakan, bahwa korban itu merupan sebuah bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmatnya manusia telah diberikan nikmat yang sangat banyak.

 Jika, manusia akan menghitung-hitung nikmat Allah SWT, niscaya tidak akan pernah terhitung.”Dari diri kita saja kalau kita hitung-hitung, oksigen yang kita hirup itu berapa kalau kita rupiahkan. Maka dari itu nikmat dari Allah SWT itu sangat luar biasa dan begitu besar. Sehingga kurban ini, sebagai indikasi kesholehan seseorang, Islam mengajarkan kesholehan itu bukan hanya secara personal, tetapi juga secara sosial” ungkapnya.

Suasana Idul Fitri pagi itu di Kalipepe Land, sungguh menyenangkan, tampak para  jamaah berwajah hingar bingar dan berseri-seri. Betapa tidak, seusai melaksanakan ibadah Sholat dan mendengarkan tausyiah, mereka beramai-ramai mengambil makanan yang sudah disediakan di beberapa tempat dan dapat memilih menunya sesuai selera,sambil menunggu pembagian doorpraiz. (Her)