20 Peserta IPM Terpilih Seluruh Indonesia Mengikuti Program Story, Selama 4 Hari di Solo

 

Para peserta mengikuti Program Story, dengan penuh antusias pada hari pertama di Hotel Solia, Solo.

SOLO, JURNALKREASINDO.com – Sejumlah 20 pelajar Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) seluruh Indonesia yang telah terseleksi, mengikuti Program Story, Selama 4 Hari di Solo. Pernyataan ini diutarakan Pro ject Manager CLAP, Ulima Nabila Adinta kepada sejumlah wartawan, pada Kamis (19/12/2024) di hotel Solia, Yosodipuro, Solo. “Para pelajar IPM tersebut terpilih, setelah mengikuti berbagai tahap seleksi, semula yang terdaftar ada 60 pelajar” ujar Ulima

Tetapi setelah melewati proses penjaringan, terpilih 20 pelajar yang akhirnya bisa mengikuti kegiatan tersebut. Peserta tersaring melalui beberapa tahapan, diantaranya seleksi administrasi, mengirimkan karyanya, ada yang mengirimkan tulisan, fotografi, video dan sebagainya. Hal itu dilakukan seusai  lolos dari seleksi administrasi. “Panitia juga melakukan seleksi wawancara dan ada beberapa asesmen pengetahuan tentang kebudayaan dan kemandirian” tandasnya

Dari hasil seleksi yang ketat itu, kemudian  muncul 20 peserta yang kualifikasinya dari keragaman daerah dan kekaryaan budaya dapat mengikuti Program Story tersebut. Pada kegiatan yang diselenggarakan selama empat hari tersebut, nantinya para peserta akan diajak untuk fieldtrip atau kunjungan lapangan di beberapa objek di Solo, diantaranya Kampung Batik Laweyan (pusat produk batik khas), Lokananta (musem musik), Pasar Legi  (pasar tradisional) dan beberapa rumah makan yang khas di Solo.

Di lokasi yang cukup unik tersebut mereka juga diwajibkan  latihan menulis, observasi, dan latihan fotografi. Selanjutnya mereka diajak untuk memproduksi karyanya.  Harapannya agar mereka campaign lewat media sosial. Acara ini dilakukan, dengan tujuan untuk  mencetak  para pemimpin yang eksis, baik dalam organisasi keagamaan, pemerintahan juga kenegaraan, adalah pemimpin yang sebelumnya digembleng soal pemahaman literasi

Literasi Dibutuhkan Kedepan

Dengan demikian puluhan cabang organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dari berbagai daerah Indonesia berkumpul di Solo. Puluhan aktivis penulis, aktivis organisasi dari berbagai daerah Indonesia itu termotivasi mengikuti program STORY : Student Write-Art of Culture and Inclusivity yang digelar Pimpinan Pusat (PP) IPM.  Sementara Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti menjelaskan , sebagai pendiri organisasi Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan memiliki literasi yang luar biasa.

Dari kiri : Riandy Prawita, Muhammad Sayuti dan Ulima Nabila Adinta ketika membuka Program Story IPM yang akan berlangsung selama 4 hari. 

Untuk itu, figur kader Muhammadiyah yang pandai dalam literasi sangat dibutuhkan kedepan. penguasaan literasi sangat penting. "Peradaban ke depan, dibangun apabila kita masih mempertahankan literasi itu. Kalau masyarakat justru gampang terperdaya oleh misleading information atau budaya literasi tidak terbangun, maka peradaban Islam tidak bakal maju, melainkan mengalami kemunduran, sehingga masalah literasi  sangat dibutuhkan" katanya

Dengan demikian Suyuti sangat memberikan apresiasi pada program tersebut, dengan tujuan untuk membangun peradaban Islam di masa depan. "Untuk mewujudkan risalah Islam berkemajuan, Muhammadiyah membutuhkan kader-kader muda. Misalnya, per tahun ada satu juta pelajar Muhammadiyah. Hal itu adalah potensi yang luar biasa yang harus dibangun, harus diperdayakan, dan dididik untuk masa depan Muhammadiyah" paparnya kepada sejumlah wartawan, seusai memberikan arahan kepada para peserta Program Story

Pada kesempatan itu, Riandy Prawita ketua Umum IPM kepada wartawan menyampaikan, pada kegiatan yang menjadi  rangkaian dari Culture, Literacy and Art-Based Initiatives on Promoting Inclusive Society atau Clap Project tersebut, para peserta yang berasal dari berbagai daerah juga diberikan fasilitas sebagai penunjang pelatihan. Tujuan Clap project ini untuk peningkatan kapasitas. "Untuk pemateri dari luar Muhammadiyah, malah bagus agar pelajar dapat ilmu baru, agar tidak jago kandang dengan perspektif terbatas layaknya pakai kaca mata kuda," katanya. (Hong)