Puspo Wardoyo dan rombongan Menteri PPN, serta Kelapa BGN, saat menyaksikan para siswa SD Negeri 1 Gagaksipat menu makan bergizi gratis,
produk Yayasan Badan Gizi Nusantara.
BOYOLALI,
JURNALKREASINDO.com – Ketika Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)
sekaligus kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rachmat Pambudy dan kepala Badan
Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana beserta rombongan mengunjungi dapur Satuan
pelayanan pemenuhan gizi (SPPG), milik H. Puspo Wardoyo, pada Rabu (15/1/20235)
pagi, di lokasi Gagaksipat, Boyolali.
Pada kesempatan itu
kesempatan itu, Puspo Wardoyo, selaku
owner Ayam Bakar Wong Solo Group yang menjadi salah satu mitra awal Badan Gizi
Nasional (BGN), berani mengeluarkan biaya (dana) talangan sebagai modal sampai
miliaran rupiah. Hal ini dilakukan Puspo Wardoyo agar rogram makan bergizi
gratis (MBG) dapat berjalan lancar dan sukses.
Utuk itu, Ia membangun dapur Satuan pelayanan pemenuhan gizi
(SPPG) maupun untuk memproduksi 12 ribu pack MBG setiap harinya yang sudah mulai
didistribusikan berbarengan dengan dibukanya kran anggaran di BGN. Menanggapi hal
ini menteri PPN Rachmat Pambudy, meberikan apresiasi setinggi-tingginya,
sedangkan Kepala BGN Dadan Hindayana berjanji siap mengembalikan dana talangan
tersbut secepatnya.
Dadan mengakui, kegigihan dan semangat Puspo Wardoyo, jika mitra BGN pada awal launching MBG ini
cukup berat. Selain harus modal infrastruktur dapur dan distribusi ke sekolah,
mitra juga harus modal untuk biaya produksi. Disisi lain, pembayaran atas
makanan yang dibagikan ke penerima manfaat tidak bisa langsung. "Karena
kalau dihitung untung rugi berat ya di awal ini. Karena terus terang program
ini jalan tanggal 6 (Januari), kami sendiri baru bisa buka blokir APBN itu juga
tanggal 6," "Jadi mereka sudah melaksanakan, uang negara saja baru
dibuka blokirnya," ujarnya Dadan lagi
Sumber Daya Lengkap
Pihaknya tengah mengusahakan agar dana APBN untuk program
MBG ini bisa masuk ke BGN lebih awal. Puspo mengaku punya sumber daya yang
lengkap dalam bidang kuliner. "Kami punya tim pembangunan, kami punya
pabrik kitchen. Sistem operasional sudah ada. Kami itu memang betul-betul
pemain catering, hanya di SPPG Gagaksipat ini saja yang akan didirikan untuk
program MBG ini. Pihaknya kedepan akan terus membangun dapur untuk menjadi
mitra BGN di setiap cabang di seluruh
Indonesia” kata Puspo Wardoyo sembari menambahkan, Iamemiliki 245 resto atau outlet wong Solo, minimal setiap outlet ada ( SPPG),
Bersama Rachmat Pambudy, Dadan Hindayana dan
Puspo Wardoyo menikmati MBG yang dimasak di SPPG Gagaksipat, Boyolali.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana berjanji pemerintah akan secepatnya mengganti dana milik swasta yang telah menalangi anggaran untuk menu makan bergizi gratis (MBG). Salah satunya adalah untuk Puspo Wardoyo, pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Gagaksipat, Ngemplak, Boyolali. Puspo Wardoyo mengaku dirinya menghabiskan dana Rp500 juta/ hari untuk program MBG bagi 12.000 siswa di Boyolali. Dadan Hindayana mengatakan, program MBG telah diluncurkan pada 6 Januari 2025 sedangkan BGN baru bisa membuka blokir APBN pada hari yang sama.
Sehingga, katanya, pada tahap pertama MBG pihaknya menggandeng siapa saja yang bisa memberikan kontribusi lebih awal berupa dana talangan. “Tapi kami sedang usahakan agar dana APBN itu masuk lebih awal, sehingga nanti ke depan tidak lagi ada pihak yang harus menalangi dulu program MBG dari awal. Sehingga UMKM dan pengusaha kantin, warung tegal, dan sebagainya bisa ikut terlibat dalam program ini ke depan. Mohon bersabar, ini baru 0,7% dari keseluruhan program,” kata Dadan seusai mengunjungi SPPG Gagaksipat milik Puspo Wardoyo, seperti dikutip
Hitungan Bisnis
Lebih jauh Dadan mengatakan, pihak-pihak yang terlibat dalam
MBG di awal adalah mereka yang peduli dengan program tersebut. Mereka
mengeluarkan dana lebih dulu untuk menalangi program MBG, mulai dari membangun
dapur umum hingga belanja bahan baku makanan. “Kalau dihitung untung rugi,
berat ya di awal ini. Karena terus terang program ini jalan tanggal 6 Januari,
kami baru buka blokir APBN, tapi kami sedang usahakan agar dana APBN itu masuk
lebih awal, sehingga nanti ke depan tidak lagi ada pihak yang harus menalangi
dulu program MBG dari awal. Sehingga UMKM dan pengusaha kantin, warung tegal,
dan sebagainya bisa ikut terlibat dalam program ini ke depan, ini baru 0,7% dari keseluruhan program’
paparnya.
Sementara itu Puspo Wardoyo mengaku keluar dana Rp 500 juta
per hari untuk program MBG tersebut. Dana talangan itu untuk membiayai dua SPPG,
di Gagaksipat, Ngemplak, Boyolali yang terdiri atas empat dapur. Diketahui, Puspo Wardoyo adalah penggerak Yayasan Bangun
Gizi Nusantara (YBGN) yang mengelola SPPG Gagaksipat. “Satu dapur SPP] untuk
belanja menghabiskan Rp 250 juta/hari. Termasuk operasional. Harapan kami nanti
dibayar mingguan [tiap pekan] jangan sampai bulanan, jadi untuk 2 SPPG
Gagaksipat membutuhkan Rp500 juta/hari untuk membuat 12.000 porsi makan bergizi
gratis.
Puspo berharap program MBG tetap masuk hitungan bisnis
walaupun dirinya menalangi terlebih dahulu. Ia mengakui belum mendapatkan
anggaran dari pemerintah pusat sehingga hanya menunggu dibayar dikemudian hari.
Ia mengatakan membangun SPPG di tahap awal ini sudah tidak berpikir untung rugi
tapi berniat membantu pemerintah. Puspo menyebut pembangunan SPPG kurang dari
sebulan dengan menelan total biaya Rp10 miliar. Puspo menjelaskan bahan makanan
yang diolah di SPPG-nya berasal dari masyarakat lokal. (Her)