Kongres Diaspora Jawa Internasional 2025, KPH Wironegoro : Mendasari Filosofi Memayu Hayuning Bawana

 

KPH Wironegoro, ketika memberikan sambutanya di Kongres Dispora Jawa Internasional 2025.

SOLO, JURNALKREASINDO.com –  Sebagai orang Jawa yang tinggal diluar negeri, harus tetap mendasari jiwanya dan tingkah lakunya sesuai dengan filosofi Memayu Hayuning Bawana. Ungkapan itu diutarakan Kanjeng Pangeran Harya (KPH) Wironegoro menantu dari ngarso dalem Hamengku Bawana (HB)  X, pada Senin (9/6/2025), saat membuka acara Kongres Dispora Jawa Internasional 2025 di Hotel Dana, Jl. Slamet Riyadi, Solo.

Kanjeng  Wironegoro yang juga isteri Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi  (putri sulung HB X) dalam sambutannya pada saat itu menyampaikan, niatnya membantu para peserta Diaspora Jawa  ini agar senang, betah dan punya manfaat ketika datang di tanah leluhurnya Pula Jawa ini. “ami harapkan supaya para anggota Diaspora itu selalu mengingat  leluhurnya, sehinga orang Jawa, tidak kehilangan jati dirinya sebagai orang Jawa” ujarnya

Dengan demikian orang Jawa itu harus selalu mengerti siapa jati dirinya, dari siapa, dimana asalnya, harus bertindak bagaimana dan mampu memaknai semua itu. “orang Jawa itu sejak lahir sampai meninggal dunia nanti, semua ajaran dan filosofi Jawa harus diketahui dan dilakukan. Inilah yang dimaksud Memayu Hayuning Bawana itu” tuturnya

Jakiem Asmowidjojo (kanan) dan Ine Woworuntu (kiri), ketika memberikan ketteranganya pada hadirin yang hadir.

Dalam salah satu ajaran dasar orang Jawa tentang Memayu Hayuning Bawana itu, agar orang yang lebih muda bisa menghormati orang yang lebih tua, ajaran ini sudah menjadi jati dirinya, sehingga bisa sebagai dasar dalam berprilaku sehar-hari. “Untuk itu generasi penerus, nantinya tetap memegah teguh ajaran tersebut sebagai  identitase Jawa, sehingga harus memiliki rasa bangga, dan menjaga terus kedepan, meski berjalan di zaman modern” tambahnya

Untuk itu harus selalu hubungan persaudaraanya, bekerja bersama-sama dan membangun masa depan juga bersama. Saling bertukal ilmu dan pengalaman, tukar menukar kebudayaan dan gotong royong dadi dhasar semua itu sebagai dasar. “ Jadi, . Global Javanese Diaspora itu bukan sesuatu yang berhenti, tetapi jaringan hidup yang saling memiliki akar yang sama, kendati tumbu dan berkembangnya berbeda-beda” harapnya

Komunitas Diapora Jawa ini sebagi ajang bertemu mulai anak-anak, kaum muda dan ora tua. Juga bagi yang sudah tergabung di Diaspora Jawa maupun yang belum kenal. “Kami sangat berterima kasih kepada siapa saja yang ikut membantu menggarap proyek ini” tandasnya sembari menambahkan, sedangkan ketua tim Diaspora Jawa Internasional – Global Javanese Diaspora,  Jakiem Asmowidjojo mengatakan, komunitas Diaspora Jawa telah memutuskan untuk memulai fase baru dalam memanfaatkan konektivitas tersebut.

Ratusan peserta Kongres Dispora Jawa Internasional 2025, di Hotel Dana, Solo. 

“Kami menginginkan lebih dari sekadar berkumpul, bernostalgia, dan menghargai warisan budaya kami, tetapi anggota utama Lingkaran Koordinator telah memutuskan fase baru dan platform baru yang diberi nama Diaspora Jawa Internasional atau Diaspora Jawa Global” kata Jakiem Asmowidjojo juga mengatakan, fase baru dengan tema Memayu Hayuning Bawana bukanlah hal yang mudah.

Masih banyak yang harus dipelajari sebagai orang Jawa untuk dapat mewujudkan tema ini, tetapi semua harus bersemangat untuk mencapainya, untuk itu ada beberapa arhan strategis, yaitu pertama, menghubungkan komunitas Jawa di seluruh dunia. Kedua, menjaga warisan budaya Jawa yang mencakup berbagi dan mempromosikan keindahan dan manfaatnya, seperti jamu, tempe, wayang, batik dan kebaya. Ketiga, Berkolaborasi menuju pengembangan sosial ekonomi Komunitas Diaspora Jawa. (Hong )