Proses penciptaan Helmet Continuous
Positiv Airway yang dilakukan tim peneliti, dibimbing oleh Ubaidillah, ST, MSc,
PhD
SOLO (JURNALKREASINDO.COM)
– Peneliti Universitas Sebelas Maret yang dibimbing dosen Ubaidillah, ST,
MSc, PhD berhasil menemukan alat Helmet Continuous Positiv Airway Berbasis
Internet of Things.
Menurut Ubaidillah, tingginya angka penderita Covid-19 di
Indonesia sempat membuat keadaan menjadi kacau, karena banyak pasien sesak
napas hingga akhirnya berebut alat bantu pernapasan.
“Hal ini menggerakkan kami untuk memberikan kontribusi nyata
dengan menciptakan inovasi alat bantu pernapasan non invasi,” ungkap Ubaidillah
kepada wartawan di Gedung LPPM, Solo, Kamis (21/10).
Sebagai dosen pembibing, Ubaidillah, ST, MSc, PhD
mengatakan, penelitian beranggotakan Rizqi Husain Alfathan, Bioma Cakrawala,
Muhammad Dzaky Musyaffa, Rani Dwilarasati, Azzahra Fadhlila Aulia Nisa, karya
ini didanai oleh Ristekbrin melalui program Kreativitas Mahasiswa – Karsa Cipta
serta didanai oleh Tim penelitian (mandiri).
"Mengutip WHO pada 20 Oktober 2021 sudah ada sekitar
240 juta lebih kasus terkonfirmasi Covid-19 secara global dan tercatat ada
lebih dari 4,9 juta kematian," ungkap Ubaidillah.
Bantu Pernafasan Non
Invasif
Hal itu, menurut Ubaidillah, membuat pihaknya memutar otak
hingga timbullah inovasi akat bantu pernafasan non invasif ini. Selain itu,juga
melihat adanya peluang, karena masih minimnya penggunaan alat bantu pernafasan
non invansif berupa helm CPAP.
Padahal helm CPAP ini
terbukti mampu mengurangi aerosolisasi virus secara signifikan. "Hal ini
tentu akan berguna untuk pengurangan transmisi Covid-19..Helm CPAP, menurut
Ubaidillah, berbasis internet of Things, sehingga hasilnya langsung dapat
dilihat melalui smartphone.
Alat ini dapat digunakan berulang dengan penggantian tabung
dan perekat leher. "Kami mengharapkan dengan terbentuknya alat ini, nantinya
dapat membantu para tenaga kesehatan dan lembaga penyedia alat kesehatan dalam
menghadapi pandemi Covid-19," jelasnya. (Eps)