Situasi Pelatihan Keterampilan
Teknologi Intruksional (PEKERTI), bagi para dosen baru di lingkungan UMS dan
luar UMS.
Acara tersebut digelar pada Kamis dan Jum'at (20-28/01/2022)
di Ruang Seminar Gedung Induk Siti Walidah Lt7 dan Online Zoom. “UMS menjadi
salah satu Universitas Swasta yang dipercaya pemerintah dalam melaksanakan
PEKERTI” kata Ketua Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia Prof. Dr. Budi
Murtiyasa, M.Kom.
PEKERTI merupakan pelatihan yang ditujukan kepada dosen baru
sebagai persiapan sebelum terjun untuk melaksanakan perkuliahan. Budi Murtiyasa
juga menyampaikan, kegiatan utama dalam pelatihan ini, tentang dosen baru.
Untuk memahami kurikulum pendidikan tinggi dan menjalankan
kurikulum dalam perkuliahan. "Jadi ada praktik mengajar, termasuk praktik
bagaimana membuat soal untuk menilai capaian pembelajaran," ujar Budi
Murtiyasa.
Perkuliahan Daring
Kegiatan yang juga dilaksanakan melalui Zoom ini, memiliki
tujuan untuk memberikan contoh kepada dosen bagaimana dalam melangsungkan
perkuliahan dalam jaringan (Daring). "Nanti mereka juga akan melaksanakan
perkuliahan luring dan daring," ujar Budi
Peserta dalam kegiatan ini berjuamlah 42 peserta yang
terdiri dari 32 Dosen di lingkungan UMS dan 10 dosen di luar lingkungan UMS. Dr.
Djumadi, M.Biomed, salah satu pembicara dalam kegiatan PEKERTI menjelaskan,
pembelajaran aktif learning, harus melalui beberapa tahapan, baik dalam online
maupun offline.
"Dalan pembelajaran ini dosen PEKERTI harus membuat
suasana belajar yang aktif dan inovatif, tak hanya itu dosen harus humanis,
memberikan forum yang sesuai dengan kondisi peserta agar pembelajaran dapat
berlangsung dengan maksimal," paparnya.
Menurutnya, dosen itu sebagai fasilitator atau sutradara,
sehingga mahasiswa juga dapat berperan aktif dalam pembelajaran. Agar
pembelajaran tidak seperti menuang air pada gelas, dosen diupamakan yang memberi air, dan
mahasiswa sebagai gelasnya.
"Dari kegiatan ini, diharapkan dapat memberikan wawasan
atau gambaran kepada dosen, agar mampu merancang perangkat pembelajaran, yang
bisa mengembangkan dan membiasakan karakter abad 21” jelasnya
Dan karakter itu yang harus dibiasakan kepada mahasiswa,
dengan memiliki akhlaq yang baik, sopan santun. Selain itu dalam materi, juga
dapat disisipkan muatan-muatan agama seperti doa dan ayat-ayat dalam al quran,
sehingga pendidikan karakter harus tetap
disisipkan, walaupun tidak tertulis," ujar Djumadi. (Eps)