Dr Suwardi, ketika memberikan keterangan kepada wartawan dalam jumpa pers Cawalkot Solo.
SOLO
(JURNALKREASINDO.COM) – Dalam kurun waktu 2 bulan belakangan ini, dari
hasil uji publik yang dilakukan Solo Raya Polling, ada 12 nama tokoh lintas
generasi yang muncul dibursa calon walikota
(Cawalkot) Solo periode 2024-2029 pilihan tokoh litas profesi. Dari 12 orang
ini termasuk nama Kaesang Pangarep (ketua umum PSI) dan Mangkunegoro X
(Penganggeng Pura Mangkunegaran).
Ungkapan itu diutarakan Dr, Drs Suwardi, MSi, direktur Solo
Raya Poliing kepada sejumlah wartawan dalam acara jumpa pers, pada Jumat
(8/3.2024) di salah satu rumah makan, kawasan Manahan, Solo. “Dari hasil survey
para Cawalkot Solo itu dianggap punya karakter mirip dengan Wali Kota Surakarta
yang disukai warga Solo” ujarnya
Dari 12 Cawalkot Solo, selain Kaesang dan Mangkunegoro X itu diantaranya muncul nama Teguh Prakosa (
Wakil Wali Kota Surakarta), Budi
Prasetyo (Ketua DPRD Solo), Dr. Astrid Widayani (rektor Unsa), Sekar Tanjung
(Ketua DPD Partai Golkar), Masuri (Ketua Nahdlatul Ulama Solo), Yashinta Sekarwangi (putri Anggota DPR RI Aria Bima), Rheo Fernandez (putra Mantan Wali Kota Solo FX
Hadi Rudyatmo) dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu disini.
Lebih jauh Suwardi yang juga Dekan Fisip Universitas Slamet
Riyadi (Unisri) Surakarta ini menjelaskan, munculnya 12 nama Cawalkot Solo itu
dilakukan survey menggunakan Metode Delfhi , yakni dengan cara mewawancarai 19
tokoh lintas profesi (bidang) yang terdiri dari politisi, birokrat, akademisi,
budayawan, LSM, agamawan, pengusaha, bahkan Pengageng kraton.
Pengambilan Sampel
"Metode Delfhi ini untuk memahami gagasan dari para
tokoh dan stakeholder. Jadi karakteristik respondennya para tokoh di lintas
bidang," ujar Suwardi sembari menambahkan, ada dua pertanyaan yang dilempar terhadap para responden, yakni
karakteristik pemimpin Kota Solo dan sosok yang mendekati karakter Cawalkot
Solo sebelumnya.
Menurutnya, 12 nama Cawalkot itu nantinya akan menjalani uji
publik dengan melibatkan daftar pemilih tetap (DPT) yang ada di Kota Solo.
Melibatkan 640 orang responden yang terdistribusi di 80 titik lokasi survey
(TLS). Taknik pengambilan sampel menggunakan cuplikan random sampling berbasis
DPT sebagai TLS.
Urutan rankingnya nanti tergantung dari hasil jejak pendapat
responden dari masyarakat Solo, dengan
uji publik tentang sejauhmana memiliki jejaring dengan pemerintah pusat. Hal ini
sehubungan dengan alokasi dana pembangunan Kota Solo kedepan dan berwawasan modern
serta mengakar pada Budaya Jawa. “Jadi, Cawalkot Solo yang dipilih juga harus
jujur dan merakyat” pungkasnya. (Her)