UPT KERJASAMA LAYANAN INTERNASIONAL, GELAR ‘UNS GOES TO VILLAGE’ DI MAGETAN

Wayang kulit, merupakan tontonan seni tradisional namun banyak disukai semua kalangan, baik dalam maupun luar negeri.

SOLO (JURNALKREASINDO.COM) - UPT Kerjasama dan Layanan Internasional (KLI) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, sukses menggelar program tahunan "UNS Goes to Village" di Desa Janggan, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Program ini diikuti sejumlah 48 mahasiswa internasional UNS.

Baik dari Program UNS Scholarship dan Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB), Darmasiswa, dan Short Mobility. Kegiatan ini juga diikuti oleh mahasiswa dari Thepsatri Rajabhat University dan Hongkong Educational University. Mahasiswa yang berpartisipasi berasal dari lebih dari 10 negara, termasuk Hongkong, Thailand, Vietnam, Turkmenistan, Nigeria, Tanzania, dan Sudan.

Rino Ardhian Nugroho, S.Sos., M.T.I., Ph.D,  Kepala UPT KLI UNS mengatakan, ‘UNS Goes to Village’ itu merupakan bagian dari orientasi budaya yang diinisiasi oleh UPT KLI untuk memberikan wadah pemahaman budaya, nilai, dan kebiasaan adat masyarakat Indonesia bagi mahasiswa internasional.

“UNS Goes to Village”  tahun 2024 itu digelar pada Kamis (16/5/2024) dan Jumat (17/5/2024) yang berlangsung di Balai Desa Janggan, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan. Kepala  Desa Janggan, Hariyadi mnyambut baik kegiatan tersebut. Para mahasiswa kemudian mengunjungi SD N Janggan dan MI N 14 Magetan untuk berinteraksi dengan para murid.

Kehidupan Desa

Kedatangan mereka disambut antusias oleh murid-murid yang turut mempersembahkan tarian Reog sebagai bentuk sambutan.  Selain berinteraksi dengan murid, para mahasiswa internasional juga mengunjungi beberapa home industry di desa tersebut, termasuk pembuatan tempe, keripik pisang, dan keripik sermier.

Kegiatan ini memberikan pengalaman langsung bagi para mahasiswa untuk belajar tentang proses pembuatan makanan lokal. “Untuk lebih mendalami kehidupan masyarakat desa, mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan tinggal bersama host family, mereka yang merupakan warga setempat” tutur Rino.

Pada malam harinya, mereka menikmati dan belajar tarian Reog yang merupakan salah satu kekayaan budaya Jawa Timur. Hari keduanya, kegiatan dilanjutkan dengan menjelajahi alam ke ladang untuk berlatih menanam kacang tanah, mengunjungi peternakan sapi dan mempelajari pengelolaan peternakan.  (Tgr)