KP Eddy Wirabumi (beskap putih) dan Prof.Dr
Hartono, dr.Msi (tengah), ketika memberikan keterangan kepadasejumlah wartawan.
SOLO
(JURNALKREASINDO.COM) – Dalam memperingati berdirinya Kraton Mataram yang
Ke 288 yang jatuh pada tepat pada malam bulan purnama 17 Suro 1958 atau
bertepatan dengan Selasa (23/07/2024), Keraton Surakarta Hadiningrat menghelat tradisi
Wilujengan Adeging Nagari. “Wilujengan ini diadakan sebagai peringatan
perpindahan Keraton Surakarta Hadiningrat dari Kartasura menuju Kraton
Surakarta” ujar KP Edi Wirabumi, ketua
harian Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) kepada sejumlah wartawan
Selanjutnya dikatakan, Wilujengan Nagari ini merupakan
bagian dari upaya untuk terus melestarikan
tradisi budaya leluhur. Pada kesempatan itu, ungkapan rasa terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah ikut mendukung acara ini, terkhusus kepada H. Puspo Wardoyo, pengusaha
kuliner dan pemilik Ayam Bakar Wong Solo. Menurutnya, Puspo Wardoyo dikenal
aktif berpartisipasi dalam mendukung pelestarian budaya.
Suasana upacara adat wilujengan
adeging nagari Mataram Ke- 288 yang ditandai dengan dengan umbul doa.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Puspo Wardoyo
yang selalu konsen terhadap pelestarian budaya” ujar Wirabumi sembari
menambahkan, Puspo Wardoyo yang
selama ini selalu membantu dan konsen terhadap pelestarian budaya, terutama di
Kraton Surakarta Hadiningrat. Lebih jauh di Sasana Handrawina itu, KP Wirabumi mengharapkan
semua ini bisa bermanfaat bagi
masyarakat, bangsa dan negara.
Pelestarian Tradisi
Pada kesempatan
itu, Prof. Dr Hartono, dr. Msi, rektor Universitas Sebelas Maret (UNS)
Surakarta menyampaikan, dikampusnya memilik banyak kegiatan, baik riset,
mengajar maupun pengabdian terhadap pelestarian tradisi dan budaya tentu akan
selalu disuport dengan baik, secara akademik. “Kami memang konsen mengembangkan
pengotan herbal kedepan, baik di laboratorium S3 yang diseratasi kami arahnya
ke herbal, meski belum banyak rumah sakit yang melakukannya, namun UNS sudah
berkonsentrasi kesana” jelasnya
Hartono,
yang juga berprosesi sebagai dokter juga telah menemukan Kunyit dikombinasi
dengan air kelapa mampu menekan perkembangan virus, sehingga bisa mengurangi
penyakit kepada pasien. Bahkan sekarang. “Kami berharap bisa melakukan
kerjasama dengan harta karun ramuan-ramuan tradisional, sebagai peninggalan
nenek moyang yang bisa kita angkat” tegasnya
Misalnya kasiat nikir, jahe, madu dan
sebagainya dengan riset-riset modern, sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat
luas. Selain itu juga bertekad untuk terus memosisikan Keraton Surakarta
sebagai pusat perkembangan budaya Jawa. Untuk
itu, keraton menjalin kerja sama dengan institusi perguruan tinggi yang
memiliki kepedulian terhadap kebudayaan Jawa. (Her)