Salah satu karya inovasi wayang untuk siswa distabilitas, sehingga biasa membatu menerjemahkan artinya,
KARANGANYAR
(JURNALKREASINDO.COM) - Padepokan Seni Sarotama, Karanganyar, baru-baru ini
menjadi tuan rumah sebuah program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang
inovatif yang bertujuan untuk membuat seni pedalangan lebih mudah diakses oleh
para penyandang disabilitas tuli. Program ini, yang dipimpin oleh Dwiyasmono,
dosen ISI Surakarta.
Hal ini
memperkenalkan pembuatan boneka wayang yang inovatif dan balon kata
untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi siswa terhadap pertunjukan wayang
kulit tradisional. "Penyandang disabilitas, terutama yang memiliki
keterbatasan tuli, sering menghadapi kendala dalam menikmati pertunjukan wayang
“ ujarnya
Karena sifatnya yang sangat bergantung pada dialog dan
narasi lisan. Dwiyasmono mengatakan,
"Melalui program ini, kami berusaha untuk menjembatani kesenjangan
tersebut dengan menciptakan pengalaman wayang yang lebih inklusif dan menarik
secara visual. Selama mengikuti program,
para siswa belajar membuat boneka wayang dari karton” tandasnya
Selanjutnya, menambahkan balon kata yang berisi dialog dan
narasi penting. Inovasi ini memungkinkan siswa untuk mengikuti alur cerita dan
memahami emosi karakter, sehingga meningkatkan keterlibatan mereka dalam
pertunjukan wayang. Hasilnya sangat positif. Para siswa menunjukkan peningkatan
pemahaman dan apresiasi terhadap wayang.
Mengekspresikan
Kreativitas
Dan mereka merasa lebih percaya diri dalam mengekspresikan
kreativitas mereka melalui seni. Program ini tidak hanya memberdayakan para
penyandang disabilitas tuli, tetapi juga memberikan kontribusi berharga bagi
pelestarian budaya wayang di kalangan generasi muda. Padepokan Seni Sarotama
memuji program ini sebagai langkah penting .
Menuju terciptanya lingkungan seni yang lebih inklusif.
"Kami percaya bahwa setiap orang berhak untuk menikmati dan berpartisipasi
dalam seni pertunjukan tradisional kami," kata Singgih Sri Cundomanik
ketua Padepokan Seni Sarotama, jugamenambahkan, program ini telah menunjukkan
bahwa dengan sedikit kreativitas, kita dapat membuat wayang dapat diakses oleh
semua orang.
Program PKM ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan
untuk mempromosikan inklusivitas dan kesetaraan dalam seni dan budaya. Tim
pelaksana PKM dari ISI Surakarta berharap dapat memperluas program ini ke
komunitas lain dan terus mengembangkan cara-cara inovatif untuk membuat seni
dapat diakses oleh semua orang.
Pelestarian Budaya
Padepokan Seni Sarotama sebagai mitra PKM adalah pusat
pelestarian budaya yang berdedikasi untuk melestarikan dan mempromosikan seni
tradisi Jawa. Terletak di Karanganyar, padepokan ini menawarkan berbagai
program pelatihan dan pertunjukan untuk generasi muda dan masyarakat umum.
ISI Surakarta sebagai penyelenggara PKM berkomitmen untuk
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang memiliki dampak
positif bagi masyarakat. Program PKM ini adalah salah satu contoh dari upaya
kami untuk menerapkan pengetahuan dan keahlian kami untuk mengatasi tantangan
sosial dan memberdayakan masyarakat. (Hong)