DICKY SUMARSONO : INDUSTRI PERHOTELAN INDONESIA MENGGELIAT TAHUN 2022

 


Dicky Sumarsono, CEO dan Founder Azana Hotels dan  Resorts.

SOLO (JURNALKREASINDO.COM) – Pada era sekarang ini, siapapun yang bisa melihat serta membaca perubahan lebih cepat dan langsung mengaplikasikannya, maka mereka yang akan dapat lebih banyak.

Hal ini disampaikan, Dicky Sumarsono, CEO dan Founder Azana Hotels dan  Resorts, di sela-sela acara Leader Conference 2021 dengan tema ‘Reap The Race For Today's Biggest Challenge & Opportunity’ .

Aacara tersebut terselenggara, pada 28-30 Oktober 2021 di Front One Hotel Gresik. Diikuti sekitar 200 leader hotel Azana se-Indonesia dan terdiri dari General Manager, Dept. Head, termasuk owner hotel.

Mungkin tidak ada kesempatan besar sebaik periode saat ini, untuk terus melakukan eksperimen baru, lalu mengoptimalkannya dan melihat hasilnya. “Saat ini kita berada di jaman yang sangat mengagumkan” katanya

Mengoptimalkan Peluang.

Selain itu juga situasi yang paling hebat dalam sejarah yang dikelilingi banyak peluang yang dapat dimanfaatkan secara optimal.  “Selama kita bisa menggeser alokasi sumber daya yang kita miliki, ke wilayah yang memiliki peluang paling besar untuk tumbuh” paparnya

Di acara conference tersebut, Azana juga menampilkan pembicara dari industri berbeda yang menjadi partner bisnis Azana, yaitu Fera Atmaja, Chief Marketing Officer Bradztory dan Steven Leonardo, Area Manager Central Pegipegi.

Acara conference seperti ini, secara rutin diadakan Azana setiap tahun. Selain untuk mengasah kepiawaian berfikir dan bertindak para leader di Azana Hotel, juga menegaskan kembali tentang landscape bisnis hotel terbaru tahun 2022.

Dengan merubah mindset seluruh leader yang terdiri dari spirituality, identitiy, values dan beliefs atau yang sering disebut, meningkatkan kapasitas bukan hanya sekedar memperbaiki kapabilitasnya saja.

Taktik Scale Up Omset

Namun juga memberikan taktik cara scale up omset, sambil memberikan strategi bisnis terbaru, untuk meraih keunggulan kompetitif yang signifikan, serta menangkap peluang bisnis baru di hotel industri, yang hotel lain belum pikirkan.

"Untuk scale up omset 61 Azana hotel di Indonesia adalah menciptakan suatu pencapaian dengan ukuran yang jauh lebih tinggi lagi dari sebelumnya” tandas Dicky

Serta mempertajam kemampuan, untuk lebih berfungsi dalam jumlah yang berbeda, dengan cara menciptakan new product untuk new market, atau existing product untuk new market.

Bisa juga esixting market dengan multiple produk, atau dengan existing produk untuk menjangkau network yang lebih luas." papar Dicky sembari menambahkan, semakin ke sini keunggulan kompetitif yang dimiliki hotel semakin pendek masa gunanya.

Optimis 79 Hotel

Saat ini Azana mengelola 61 hotel di seluruh Indonesia, dengan brand Votel, Front One, Azana Style, The Azana Hotel, Azana Essence dan beberapa white label brand seperti The Cube Hotel, De Laxston Hotel, Braling Grand Hotel, Façade Hotel, Grand Amira Hotel dan Urban Style Hotel.

"Dengan tingkat hunian sejak Agustus hingga November 2021 rata-rata berada di atas 70% dan dengan pertumbuhan Azana hotel di Indonesia yang semakin rapid, ditambah masih ada sekitar 18 hotel lagi yang akan dioperasionalkan oleh Azana di tahun 2022” tandasnya

Maka pada akhir tahun depan total Azana hotel optimis akan mengoperasikan sekitar 79 hotel. Bahkan saat ini Azana pun sedang mempersiapkan diri untuk melakukan merger dengan beberapa perusahaan teknologi.

Juga perusahaan modal ventura untuk memperkuat ekosistem Azana Hotel di masa mendatang. "Oleh sebab itu Azana selalu melakukan explorasi berbagai peluang, berinovasi, terus melakukan berbagai macam eksperimen setiap bulan” jelasnya

Meraih Keunggulan Kompetitif

Lalu mengambil langkah baru super cepat dan berfokus meraih keunggulan kompetitif berkelanjutan, dengan terus menangkap peluang bisnis baru dari keinginan customer yang belum terpenuhi, karena customer is a moving target yang keinginannya sangat cepat berubah.

"Kami menyadari landscape bisnis hotel saat ini, bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi, telah terjadi yang namanya VUCA (Volatile, Uncertain, Complexity, dan Ambiguity)” katanya

Oleh sebab itu, harus ditandingi juga dengan VUCA juga yang artinya Vision, Understanding, Clarity dan Agilty. Dicky optimis, penanganan Covid 19 di Indonesia kian membaik.

Hal ini akan meningkatkan frekuensi kegiatan masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata maupun bisnis, yang pada akhirnya berdampak sangat postif pada dunia usaha.

Tanda-tanda akselerasi pemulihan industri hotel secara nasional semakin terlihat jelas sejak September 2021 lalu. Hal tersebut ditandai dengan adanya peningkatan tingkat kunjungan turis domestik.

Pemesanan tiket pesawat yang tinggi, jadwal kereta api yang mulai normal, padatnya arus lalu lintas, aktivitas objek wisata yang mulai ramai, serta aktivitas yang dilakukan di hotel juga tingkat hunian yang naik tajam.

Pasar domestik Menguat

Pasar domestik Indonesia sangat kuat, cukup besar untuk membantu recovery industry pariwisata dan perhotelan Indonesia. “Optimisme kita harus semakin tinggi di tahun 2022.

Karena pasar domestik akan pulih, bisnis hotel akan kembali menggeliat di tahun 2022. "Yang mendesak saat ini dan harus segera kita lakukan adalah menjebol pemikiran terbatas” tambahnya

Sebab, pikiran itu menentukan tindakan dan tindakan tentu menentukan hasil. Pada kesempatan lain di acara Leader Conference tersebut, Dicky juga menyampaikan, bahwa leader di hotel bukan hanya sekedar memikirikan omset saja.

Tetapi juga asset penting yang berupa brand, customer, network, database, kolaborasi dan super team." Jadi, hotel yang akan sukses ke depan, adalah bukan hotel yang paling besar dan paling bagus dengan karyawan yang paling lengkap” ujarnya

Mengerti Customer

Melainkan hotel yang paling mengerti customer yang bisa mengantisipasi segala kebutuhan customer dan yang bisa menyajikan solusi untuk customer bahkan sebelum customer tersebut memintanya.

“ jadi inovasinya tidak terfokus pada pesaing dan teknologi namun lebih ke pendekatan human / customer centris. " ujar Dicky sambil meminta kepada para leader untuk membangun momentum yang luar biasa ini secara optimal” pesannya

Dengan mengikuti perubahan perilaku customer, mengidentifikasi peluang baru secara terus menerus, meningkatkan kualitas produk dan pelayanan, merubah cara kerja tim, menyesuaikan portfolio produk.

Melakukan experiment ke chanel-chanel baru (online dan offline), berfokus hanya di pasar yang gemuk dan tumbuh saja, serta mengoptimalkan aspek digital.

"Pastikan strategi dan intuisi bisnis kita terasah dan relevan dengan kondisi terkini, teruslah bergerak karena sekali lagi momentum ini hanya bisa diraih oleh mereka yang melihat dan membaca perubahan lebih cepat serta bergerak super cepat."paparnya.

Dicky menegaskan kepada seluruh leader.

"Golden moment of hospitality industry sudah siap kita jelang. Namun hanya mereka yang tidak menunda, yang punya kekuatan daya tangkap, tetap membangun momentum, punya strategi bisnis yang inovatif, mindset yang explorative dan adaptif yang akan meraih manisnya masa ini"pungkasnya. (Her)