SEMARANG
(JURNALKREASINDO.COM) - BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) bersama dan komisi IX DPR RI yang
diwakili, Tuti Nusandari Roosdiono mengejar
target penurunan prevalensi stunting nasional hingga 14 persen pada 2024. Semua
itu dilakukan dengan mengadakan Kegiatan Advokasi dan KIE Percepatan Penurunan
Stunting.
Kegiatan itu dilaksanakan pada Minggu, (10/12/2023) di Kampoeng Kopi Banaran, Kecamatan Bawen,
Kabupaten Semarang, dengan melibatkan tokoh masyarakat setempat, diantaranya
masyarakat Kabupaten Semarang dan Komunitas Kebaya Foundation Cabang Bandungan.
Hal itu untuk mendukung percepatan
penurunan stunting, melalui program seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK).
Pernyataan tersebut diutarakan anggota Komisi IX DPR-RI Tuti Nusandari
Roosdiono, dalam sambutannya, dimana para generasi muda merupakan penentu masa
depan Indonesia di tahun 2045. Generasi muda adalah sumber daya manusia (SDM) Indonesia
yang akan membawa dan menentukan kemajuan Indonesia” tandas Tuti
Indonesia Emas itu, katanya, milik kaum muda, bukan milik
mereka yang saat ini usianya sudah di atas 50 tahun. “Dengan demikian, saya
ingin agar kita terus berjuang bersama, dalam hal ini untuk lebih serius
memerhatikan 1000 hari pertama kelahiran agar terciptanya generasi yang hebat
di masa depan” tutur Tut lagi.
Perkembangan Zaman
Lebih jauh Tuti juga berpesan, agar semua elemenmasyarakat terus
melestarikan kebudayaan Indonesia sebagai kebanggan dan semangat dalam
menghadapi perkembangan zaman. Dan Kebaya merupakan media pelestari. “Tentu
saja kita juga harus dekat dengan kebudayaan Indonesia, sebagai motivasi dan kebanggan. Toh,
mengenakan kebaya membuat membuat perempuan
kelihatan lebih cantik” tambahnya.
Para narasumber foto bersama
masyarakat di Kabupaten Semarang.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Jateng, Eka Sulistia Ediningsih dalam sambutannya memaparkan,
seribu hari pertama kehidupan anak adalah waktu paling kritis, dalam
pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. “Pola makan gizi seimbang, menjadi
kunci dan harus diterapkan mulai dari masa kehamilan” ujar Eka
Selanjutnya dengan pemberian ASI eksklusif dan Makanan
Pendamping ASI (MPASI). “Kita masih perlu memberikan perhatian pada stunting di
Jateng dan kami berusaha keras dalam percepatan penanganan stunting, sehingga diharapkan
angka stunting bisa segera turun dan mencapai target. Kita dapat menciptakan
perubahan positif” paparnya
Periode Penting
Terutama dalam upaya pencegahan stunting di 1.000 hari
pertama kehidupan anak, sebab ini
periode penting dalam pembentukan kesehatan anak-anak kita”, Ujar Eka dengan
khidmat.“Kami percaya, melalui edukasi dan kolaborasi yang kuat, kita dapat
menciptakan masa depan yang lebih sehat dan cerah bagi anak-anak
Indonesia," tegasnya
Kegiatan sosialisasi Pembangunan keluarga ini dihadiri
antara fotolain Tuti Nusandari Roosdiono (anggota DPR RI Komisi IX fraksi PDI
Perjuangan), Eka Sulistia Ediningsih, SH (Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jateng),
Dra. Dewi Pramuningsih (Kepala Dinas DP3AKB Kabupaten Semarang), Dr. Andri
Putranto, MSi Akademisi UNS dan warga setempat. (Hong)